Jumat, 24 Februari 2012

GEREJA KATOLIK ROMA DAN ORTODOKS TIMUR


BAB  I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.
Tak dipungkiri, setiap agama mengalami perpecahan dan membuat paham yang berbeda, walau masih meyakini satu Tuhan yang sama. Agama Kristen mengalami perpecahan yang membuat sedikit perbedaan ajaran di tiap ajarannya. Pada pembahasan kali ini, kami membatasi permasalahan pada gereja Roma dan Ortodok, sebagai gereja yang mempercayai akan ajaran Kristen Katolik.
Gereja Roma yang berpusat di Vatikan memiliki peran Gereja Katolik Roma di dalam peradaban manusia sangat berkaitan erat dengan sejarah dan terbentuknya Masyarakat Barat. Sebagian besar dari 2000 tahun sejarahnya, Gereja telah menjadi sumber utama dari perkembangan pendidikan, ilmu pengetahuan dan ekonomi, dan menjadi penyumbang berbagai pelayanan sosial di banyak negara di seluruh dunia.
Sedang gereja Ortodok yang terkenal di Yunani dan Rusia mengklaim menjadi salah satu gereja yang benar Kristus, dan berusaha untuk menelusuri asal-usulnya kembali kepada rasul asli melalui rantai tak terputus dari suksesi apostolik. Pemikir ortodoks perdebatan status spiritual Katolik Roma dan Protestan, dan beberapa masih menganggap mereka bidah. Seperti Katolik dan Protestan, bagaimanapun, orang percaya Ortodoks menegaskan Tritunggal, Alkitab sebagai Firman Allah, Yesus sebagai Allah Putra, dan banyak ajaran alkitabiah lainnya. Namun, dalam doktrin, mereka memiliki lebih banyak kesamaan dengan Katolik Roma daripada yang mereka lakukan dengan Kristen Protestan.

B.   Rumusan Masalah
1.    Bagaimana asal-usul gereja Katolik Roma, dan perkembangannya?
2.    Bagaimana asal-usul gereja Ortodok Timur, dan seperti apa perkembangannya?


BAB II
ASAL USUL DAN PERKEMBANGAN GEREJA KATOLIK ROMA

A.   Asal Usul Gereja Katolik Roma
Secara terminilogi Gereja Katolik Roma pertama kali digunakan oleh kaum Protestan untuk menyebut seluruh Gereja yang setia kepada Uskup Roma. Namun nama ini juga digunakan oleh umat Katolik sendiri sejak abad ke-17, baik dalam bahasa Inggris, bahasa Perancis, maupun bahasa Latin, untuk memperkenalkan iman mereka terutama dalam hal persekutuan mereka dengan tahta keuskupan Roma. Di kawasan Timur Tengah, sebutan Gereja Katolik Roma dapat pula berarti Gereja Melkit, atau Gereja katolik yang menggunakan Ritus Latin, atau bahkan bisa berarti Gereja Katolik di kota Roma, Italia[1]. Awalnya, jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah, yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma. Roma merupakan kursi dari suksesor Santo Petrus yang mendapat julukan "Pangeran Para Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja[2].
Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:
·         Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria Timur.
·         Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini menolak monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.
·         Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma dan negara-negara Skandinavia termasuk Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja "Timur" (Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.
·         Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang melahirkan gereja-gereja Protestan.
·         Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak. Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.
Seluruh grup di atas kecuali Protestan masih menyebut persekutuan mereka sebagai Katolik. Dewasa ini, semakin banyak Gereja-Gereja Timur yang kembali ke dalam persekutuan penuh dengan Roma, namun dengan tetap mempertahankan tata cara beribadah mereka. Kelompok ini dikenal dengan sebutan Gereja Katolik ritus Timur.
Dalam hubungannya dengan Gereja-Gereja lain, nama Gereja Katolik yang dipergunakan, dan untuk urusan internal digunakan nama Gereja. Sebagai contoh, dalam Katekismus Gereja Katolik, nama Gereja digunakan ratusan kali, sedangkan nama Gereja Katolik hanya digunakan 24 kali, bahkan nama Gereja Katolik Roma sama sekali tidak digunakan.
Penggunaan nama "Gereja Katolik" secara resmi diterima oleh beberapa Gereja Kristen lainnya, namun kebanyakan dari mereka menggunakan istilah "Gereja Katolik Roma" untuk menyebut Gereja ini. Meskipun demikian, dalam penggunaan secara informal, bahkan oleh anggota-anggota Gereja lainnya istilah "Gereja Katolik" difahami sebagai nama dari Gereja ini. Pada tahun 397 Masehi, Santo Agustinus menjelaskan bahwa nama tersebut bahkan dipahami oleh mereka yang digolongkannya sebagai kaum bidaah: Nama itu, yakni Katolik, yang bukannya tanpa alasan, dengan dikelilingi begitu banyak bidaah, telah digunakan oleh Gereja; dengan demikian, meskipun semua kaum bidaah ingin disebut Katolik, namun jika ada orang asing bertanya dimanakah jemaat Katolik berkumpul, maka tak satupun kaum bidaah yang berani menunjuk kapel atau rumahnya sendiri.
Singkatnya, baik nama "Gereja Katolik", maupun "Gereja Katolik Roma" digunakan sebagai sebutan alternatif bagi seluruh gereja "yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan oleh para uskup yang berada dalam satu komuni bersamanya."

B.   Perkembangan Gereja Katolik Roma
Gereja Katolik didirikan oleh Yesus dan Keduabelas Rasul, dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul umumnya, dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus khususnya. Istilah "Gereja Katolik" diketahui pertama kali digunakan dalam surat dari Ignatius dari Antiokhia pada tahun 107, yang menulis bahwa: "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ."
Selain itu, para penulis Katolik memberikan daftar sejumlah kutipan dari para Bapa Gereja terdahulu yang mendukung bahwasanya Tahta Keuskupan Roma memiliki otoritas yurisdiksional atau primasi atas gereja-gereja lain, di lain pihak para penulis Ortodoks menolak klaim tersebut yang merupakan salah satu dari pokok permasalahan di balik skisma Timur-Barat, dengan secara historis memandang Sri Paus sebagai primus inter pares (yang pertama di antara yang sederajat).
Di pusat doktrin-doktrin Gereja Katolik ada Suksesi Apostolik, yakni keyakinan bahwa para uskup adalah para penerus spiritual dari Keduabelas Rasul mula-mula, melalui rantai konsekrasi yang tak terputus secara historis. Perjanjian Baru berisi peringatan-peringatan terhadap ajaran-ajaran yang sekedar bertopengkan Kekristenan, dan menunjukkan bahwa para pimpinan Gereja diberi kehormatan untuk memutuskan manakah yang merupakan ajaran yang benar. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja Katolik adalah keberlanjutan dari orang-orang tetap setia pada kepemimpinan apostolik (rasuli) dan episkopal (Keuskupan) serta menolak ajaran-ajaran palsu.
Pra Abad-Pertengahan
Sesudah melewati suatu periode awal yang diwarnai penganiayaan secara sporadik namun intens, Kekristenan menjadi legal pada abad ke-4, ketika Kaisar Konstantinus I mengeluarkan Edicta Milano (Edik Milano) pada tahun 313. Konstantinus berperan penting dalam penyelenggaraan Konsili Nicea Pertama yang merupakan konsili para uskup Gereja Katolik pada tahun 325, yang ditujukan untuk melawan bidaah Arianisme dan merumuskan Kredo Nicea yang digunakan oleh Gereja Katolik, Ortodoksi Timur, dan berbagai Gereja Protestan. Pada tanggal 27 Februari 380, Kaisar Teodosius I memberlakukan sebuah hukum yang menetapkan Kekristenan Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dan memerintahkan untuk menyebut yang lain dari pada itu sebagai bidaah.
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, Gereja Katolik melewati suatu masa kegiatan dan ekspansi misi. Selama Abad Pertengahan Katolisisme menyebar di antara bangsa Jerman (pada awalnya bersaing dengan Arianisme), Viking, Polandia, Kroasia, Ceko, Slowakia, Hungaria, Lithuania, Latvia, Finlandia dan Estonia. Keberhasilan kehidupan monastik menumbuhkan berbagai pusat pembelajaran, teristimewa yang paling masyhur di Irlandia dan Gallia, serta berkontribusi bagi Abad Pencerahan Dinasti Carolingian (Carolingian Renaissance). Di kemudian hari yakni pada kurun waktu Abad Pertengahan, Sekolah-sekolah Katedral berkembang menjadi universitas-universitas (Universitas Paris, Universitas Oxford, dan Universitas Bologna), cikal bakal dari lembaga-lembaga pembelajaran Barat modern.
Penyebaran Gereja Katolik di Indonesia
Penyebaran agama Katolik sudah dimulai sejak kedatangan Portugis di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa misionaris pada abad ke-16 dan abad ke-17 di bagian timur seperti di Maluku dan Flores. Agama katolik baru memasuki tanah Jawa pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels di Batavia awal abad-19 dengan didirikan gereja pertama di sana pada tahun 1807 dan disertai dengan diakuinya oleh Vatikan. Pada 2005, sekitar 3,05%–7.380.203 dari 241.973.879 penduduk Indonesia beragama Katolik[3].


BAB  III
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GEREJA ORTODOKS TIMUR

A.   Sejarah Gereja Ortodoks Timur
Gereja Ortodoks, adalah denominasi gereja Kristen yang pengikutnya terutama berada di Eropa Timur dan daerah pesisir timur Laut Tengah. Selain itu, Gereja Ortodoks juga terdapat di India, Jepang, dan sekarang juga di Indonesia. Sejak 1054 M agama Kristen pecah menjadi dua aliran besar yaitu gereja roma Katolik yang berpusat di Roma dan Gereja Ortodoks Timur (Yunani) yang berpusat di empat keuskupan, yakni Alexandria, Antiochos, Konstantinopel, dan Yarussalem. Kemudian uskup/patriarch di Konstantinopel dipandang sebagai yang memilikikeutamaan lebih dari yang lain, karena antara lain bahasa Greek (latin) menjadi bahasa asli kitab Perjanjian Baru.
Sekalipun terdapat perbedaan dan persamaan diantara dua aliran tersebut, keduanya bisa memperoleh banyak pemeluk di berbagai negara seperti Albania, Bulgaria, Georgia, Yunani, Polandia, Rumania, Rusia, Sernia, dan Sinai. Masing-masing negara tersebut mempunyai organisasi-organsasi yang mengatur dirinya sendiri yang juga mempunyai hubungan erat antara negara yang satu dengan yang lainnya, karena, masing-masing gereja menganggap bahwa dirinya termasuk anggota eukumuni (kumpulan seagama) Gereja Ortodoks Timur tersebut. Gereja Ortodoks Timur ini adalah aliran yang lebih mementingkan metode-metode yang bersifat mistis dari pada rasional serta tradisional. Keorganisasian tidak dipandang sebagai faktor penting untuk menghimpun dan memimpin pengikut-pengikutnya. Masing-masing negara dapat membentuk organisasi gereja sendiri-sendiri yang dikoordinir oleh seorang uskup.
Bila dibandingkan dengan gereja lainnya dalam metode pengamalan agama, maka gereja Ortodoks Yunani (Timur) ini lebih dekat kepada gereja Katolik Roma dibandingkan dengan gereja Kristen Protestan, baik dalam hal ritual (upacara agama) maupun dalam paham-paham/ kepercayaan terhadap kegaiban (miracle).
Gereja ini sering disebut juga Gereja Kristen Yunani Ortodoks. Kata ortodoks yang menjadi predikat agama ini menunjukkan isi dan corak ajarannya yakni konservatif (kolot). Kata ortodoks diberikan oleh orang-orang Barat yang bukan pemeluk agama tersebut, sehingga secara otomatis mengandung arti seolah-olah tidak mau mengadakan perubahan-perubahan, tampak stastis, tidak berkembang sesuai dengan kebudayaan modern. Akan tetapi, Gereja Ortodoks Timur pada kenyataannya secara mental psikologis gereja tersebut mendorong pemeluknya untuk berpiki maju dalam hal keduniawian.[4]
Perpecahan Besar:
Doktrin Gereja Kristen ditetapkan pada Konsili Nicea (325 M) dimana para pemimpin dari semua komunitas Kristen berkumpul. Gereja Timur mengakui otoritas dari konsili Nicea (325M), Konstantinopel I (381M), Efesus (431M), Chalcedon (451M), Konstantinopel II (553M), Konstantinopel III (680M), dan Nikea II (787M) walaupun pada awalnya pemeluk Kristen Timur dan Kristen Barat memiliki Iman yang sama, kedua tradisi masing-masing mulai memisahkan mereka sejak konsili Ecumenis ke-7 pada tahun 787M, pemisahan tersebut akhirnya terjadi setelah konflik dengan Roma yang dikenal sebagai Perpecahan Besar pada tahun 1054. Menurut keterangan, hal tersebut terjadi setelah Paus menyatakan hak atas kekuasaan tertinggi dan Doktrin tentang Roh Kudus. Pemisahan tersebut akhirnya terjadi bersamaan dengan gagalnya konsili Florence pada abad ke-15.
Namun demikian, dalam pemikiran sebagian besar umat Orthodox, salah satu penyebab yang lain adalah perampokan Konstantinopel pada tahun 1204 selama perang salib ke-4 (Kristen Barat). Perampokan Konstantinopel oleh pasukan perang salib akhirnya menyebabkan jatuhnya ibu kota Byzantium ke pemerintahan Islam pada tahun 1453. Peristiwa tersebut tidak pernah terlupakan. Perpisahan antara Gereja Timur dan Gereja Barat secara perlahan-lahan terjadi beberapa abad setelah terpecah-pecahnya kerajaan Romawi. Pada akhirnya, ketika Gereja Timur mempertahankan prinsip bahwa Gereja harus memakai bahasa lokal dari komunitasnya (Yunani), bahasa Latin kemudian menjadi bahasa yang dipergunakan di Gereja Barat. Sebelum terjadinya pemisahan, lima kepatriarkhan utama adalah Roma, Konstantinopel, Alexandria, Antiokia dan Yerusalem.Setelah pemisahan terjadi dengan Roma, Orthodox kemudian menjadi Timur dan masyarakat kristen dominan terdapat di Timur Tengah, banyak terdapat di Asia Kecil, Rusia dan Negara-negara Balkan.
Persamaan dan Perbedaan
Persamaan dan perbedaan antara Gereja Ortodoks Timur dengan Gereja Roma Katolik adalah:[5]
1.    Gereja Ortodoks Timur mengakui juga adanya 7 macam sakremen[6] seperti yang diakui oleh Gereja Roma Katolik (persamaan)
2.    Gereja Roma Katolik memusatkan segala harapan kepada Paus, sedangkan Gereja Ortodoks Timur tidak mengakui adanya pengganti Yesus Kristus, yaitu Paus (perbedaan)
3.    Gereja Roma Katolik merasa berhak menentukan ketetapan-ketepan yang di luar kitab suci, sedangkan Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa hanya kitab suci yang jadi sumber, dangereja dapat mentafsirkan hanya 7 kali di dalam “Tujuh Dewan Eukumuni” yang pernah diadakan pada sebelum tahun 787 M.[7] (perbedaan)
4.    Gereja Ortodoks Timur tidak menganggap dirinya sebagai badan/ lembaga yang bertugas melakukan pengajaran atas orang lain seperti Gereja Roma Katolik, tetapi masalah keimanan Kristen adalah tergantung pada masing-masing gereja. Ruh suci tetap memelihara keterangan-keterangan, penegasan-penegasan, pernyataan-pernyataan resminya dari kesalahan. (perbedaan)
5.    Menurut Gereja Roma Katolik hanya gereja (pejabat suci gereja) yang dapat memberi petunjuk orang lain kepada kebenaran Tuhan Gereja Ortodoks Timur, sedang Gereja Ortodoks Timur beranggapan bahwa kebenaran Tuhan terbukti melalui “hati nurani manusia”. (perbedaan)
6.    Gereja Roma Katolik memandang hanya gereja Roma Katolik yang terjaga dari kesalahan, sedangkan Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa roh suci menjaga jiwa orang Kristen keseluruhannya dari perbuatan salah. Roh suci memasuki dunia melalui jiwa dan hati orang-orang Kristen sebagai keseluruhan (perbedaan)
7.    Gereja Ortodoks Timur lebih mementingkan segi-segi mistis (tasawuf) dari pada hukum-hukum serta rasio (akal) dalam beragama
8.    Kepala pusat Gereja Ortodoks Timur adalah seorang Patriarch/ uskup yang wewenang dan haknya hanya sebagai koordinator gereja-gereja yang ada di setiap negara. Dia bukan wakil Yesus Kristus tetapi hanya kepala tituler dan gereja
9.    Pendeta-pendeta tidak perlu celibat (wadat), boleh kawin. Sedang Gereja Roma Katolik melarang pejabat-pejabat gereja kawin. Pendapat Gereja Ortodoks Timur sama dengan Gereja Kristen Protestan (perbedaan)
10. Menurut Gereja Ortodoks Timur, orang awam boleh membaca al- Kitab (Bible) baik dalam kebaktian resmi maupun mengajarkannya kepada orang lain. Sedangkan Gereja Roma Katolik beranggapan bahwa hanya gereja yang berwenang mengajarkan al-Kitab. Pandangan Gereja Roma Katolik sama dengan Gereja Kristen Protestan
11. Mysticism merupakan ajaran praktis Gereja Ortodoks Timur bagi orang awam. Hal-hal yang bersifat mistis terbuka bagi setiap orang untuk meningkatkan hidupnya kepada kemegahan Tuhan, sedangkan Gereja Roma Katolik dan Protestan menitikberatkan cita-cita mencapai kerajaan surga
12. Gereja Ortodoks Timur memandang, sama derajat antara orang awam denagan pendeta-pendeta Kristen yaitu mereka sama-sama menjadi bagian dari jiwa Kristus yang berfungsi dalam diri mereka secara kolektif. Sedangkan Gereja Roma Katolik menganggap pendeta-pendeta adalah orang suci yang mewakili Yesus Kristus di dunia
13. Administrasi Pejabat Gereja Roma Katolik adalah bersifat herarkhis, sedang Gereja Ortodoks Timur tergantung atas keputusan dikalangan awam sendiri.[8]

B.   Perkembangan Gereja Ortodoks Timur
Berdasarkan jumlah penganut, Ortodoksi Timur adalah komuni Kristiani terbesar kedua di dunia sesudah Gereja Katolik Roma. Estimasi paling umum mengenai jumlah umat Kristiani Ortodoks Timur di seluruh dunia berkisar antara 150-350 juta jiwa. Ortodoksi Timur adalah agama tunggal terbesar di Belarusia (89%), Bulgaria (86%), Republik Siprus (88%), Georgia (89%), Yunani (98%), Republik Makedonia (70%), Moldova (98%), Montenegro (84%), Romania (89%), Rusia (88%), Serbia (88%), dan Ukraina (83%). Ortodoksi Timur juga merupakan agama dominan di Republika Srpska (92%) entitas di Bosnia dan Herzegovina, serta agama dominan di Kazakhstan Utara (48% dari populasi Kazakhstan). Selain itu, ada pula sejumlah besar komunitas Ortodoks di Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Cabang Gereja Ortodoks
Doktrin Kehidupan dan Ibadah:
Kekristenan Timur menekankan jalan kehidupan dan kepercayaan di ungkapkan terutama melalui ibadah. Dengan mempertahankan bentuk Ibadah/Penyembahan kepada Tuhan yang benar, secara turun temurun sejak awal mula kekristenan. Kekristenan Timur percaya bahwa mereka mengakui ajaran Tuhan yang benar pada jalan yang benar (Orthodox). Kitab Gereja Orthodox sama seperti sebagian besar Gereja-Gereja Barat, kecuali Perjanjian Lama yang bukan didasarkan pada kitab bahasa Yahudi (Ibrani), tetapi pada bahasa Yunani kuno (Jewish) yang diterjemahkan menjadi bahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Kebijaksanaan para Bapa Gereja merupakan pusat jalan kehidupan Orthodox sebagai pewaris masa kini dari Iman dan Gereja yang benar yang diwariskan secara turun temurun dari bentuknya yang paling murni. Dengan mempertahankan kemurnian warisan ajaran dari para Rasul, umat dituntun untuk lebih mengenal inspirasi dari Roh Kudus yang hadir baik di masa lalu dan juga dimasa kini.
Kehidupan Doa dan Ibadah:
Pusat dari penyembahan dan kepercayaan/ keyakinan adalah Ekaristi yang dikelilingi dengan penyembahan kepada Tuhan yang berupa untaian Doa-doa. Doa-doa tersebut di kidungkan terutama pada saat matahari terbit dan terbenam, dan juga pada waktu-waktu tertentu lainnya dari pagi hingga malam hari. Doa pribadi mempunyai peran penting dalam kehidupan kekristenan Orthodox. Bagi kebanyakan umat Kristen Orthodox, sebuah doa yang cukup penting adalah Doa Puja Yesus. Bentuk umum dari Doa Puja Yesus, yaitu Tuhan Yesus Kristus Putra Allah, Kasihanilah aku, orang berdosa ini dan diulangi berkali-kali. Tujuan dari pengulangan-pengulangan ini adalah agar umat dapat berkonsentrasi penuh hanya kepada Allah.
Puasa dan Doa:
Puasa dan Doa mempunyai peran cukup penting juga dalam kehidupan umat Kristen Orthodox. Seperti terlihat bahwa puasa dapat menjadi Landasan dari semua yang baik. Latihan tubuh yang disiplin dapat membuat umat untuk konsentrasi pikiran secara total untuk memeprsiapkan diri untuk berdoa dan juga untuk hal-hal spiritual lainnya. Ada empat periode puasa utama, yaitu :
1.  Puasa Agung: 40 hari selama masa pra-Paskah atau disebut juga Puasa Catur Dasa (40 hari).
2.  Puasa Para Rasul : Delapan hari setelah pentakosta sampai tanggal 28 Juni diakhiri dengan hari raya St.Peter dan St.Paul.
3.  Puasa Bertarak : Dimulai tanggal 1 Agustus dan berakhir pada 14 Agustus (menjelang peringatan kematian Bunda Maria).
4.  Puasa Natal : Dimulai tanggal 15 November dan berakhir pada 24 Desember Dan juga setiap hari Rabu dan Jumat, Umat dihimbau untuk berpuasa.
Perayaan Natal Orthodox:
Perayaan Natal dirayakan oleh umat Orthodox di Eropa Timur, Eropa Tengah dan di seluruh dunia pada tanggal 7 Januari berdasarkan penanggalan Gregorian atau 25 Desember, berdasarkan penanggalan Julian (13 hari setelah perayaan Natal oleh umat Kristen lain). Di Timur, Perayaan Natal dimulai dengan puasa 40 hari yang dimulai pada tanggal 15 November. Waktu puasa ini adalah waktu untuk merefleksikan diri, mengendalikan diri dari hawa nafsu dan Penyembuhan dari dalam diri melalui Sakramen Pengakuan Dosa. Pada umumnya, Pada malam Natal, Umat kristen Orthodox yang taat dan setia berpuasa sampai tengah malam, hingga bintang pertama muncul. Ketika bintang mulai muncul, umat mempersiapkan meja untuk perjamuan / makan malam Natal.
Pada hari Natal, umat mengambil bagian dalam Liturgi Suci setelah beberapa umat berjalan dalam arak-arakan menuju laut, sungai, dan danau. Semua orang berkumpul ditengah suasana bersalju untuk upacara pemberkatan air. Kadang-kadang sungai tersebut membeku sehingga orang-orang mebuat lubang di es untuk memberkati air tersebut. Beberapa orang membawa pulang air tersebut untuk memberkati rumah mereka. Kemudian diadakan perjamuan bersama di dalam rumah-rumah dimana setiap orang diundang untuk bergabung makan-minum bersama dan bergembira.
Ada persamaan dan perbedaan antara perayaan Natal di Timur dan di Barat. Perayaan Natal di Timur memiliki keterikatan sosial dan keluarga yang kuat, demikian pula di Barat. Perayaan Natal membawa orang dari semua generasi bersama-sama merayakan kelahiran Yesus Kristus. Namun, tidak seperti di Barat, dimana Perayaan Natal berkedudukan paling tinggi dari perayaan-perayaan lainnya; di Timur perayaan tertinggi terletak pada Perayan Paskah, dipusatkan pada salib dan kebangkitan Kristus, yang merupakan festival terbesar sepanjang tahun. Juga, dalam perayaan Natal Orthodox Timur, meniadakan bagian komersial/perdagangan yang merupakan tipe di Barat.


BAB  IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Awalnya, jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan besar lima daerah, yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma. Agama Kristen terprcah menjadi Katolik dan Protestan.
Gereja Katolik didirikan oleh Yesus dan Keduabelas Rasul, dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul umumnya, dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus khususnya. Dalam ajaran Gereja Katolik Roma adalah Gereja Kristen terbesar di dunia, dan mengklaim memiliki semilyar anggota, yakni kira-kira setengah dari seluruh umat Kristiani dan seperenam dari populasi dunia. Istilah "Gereja Katolik" diketahui pertama kali digunakan dalam surat dari Ignatius dari Antiokhia pada tahun 107. Selama Abad Pertengahan Katolisisme menyebar di antara bangsa Jerman (pada awalnya bersaing dengan Arianisme), Viking, Polandia, Kroasia, Ceko, Slowakia, Hungaria, Lithuania, Latvia, Finlandia dan Estonia. Keberhasilan kehidupan monastik menumbuhkan berbagai pusat pembelajaran, teristimewa yang paling masyhur di Irlandia dan Gallia, serta berkontribusi bagi Abad Pencerahan Dinasti Carolingian (Carolingian Renaissance). Katolik Roma juga berkembang di bidang Politik, Ekonomi dan penyebarannya hingga di Indonesia pada abad ke-16 yang dibawa oleh missionaris.
Gereja Ortodoks Timur telah menyatakan beberapa suara besar gereja, dan meskipun ada banyak dalam tradisi Ortodoks yang memiliki keselamatan asli hubungan dengan Yesus Kristus, gereja Ortodoks itu sendiri tidak berbicara dengan pesan yang jelas yang dapat diselaraskan dengan Kitab Suci Injil Kristus. Gereja ini sering disebut juga Gereja Kristen Yunani Ortodoks. Kata ortodoks yang menjadi predikat agama ini menunjukkan isi dan corak ajarannya yakni konservatif. Dalam perkembangannya gereja ini berkembang pesat di Yunani, Moldova dan merupakan agama dominan di Republika Srpska.



Daftar Pustaka

Arifin, H.M., Muenguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Jakarta: PT  Golden Terayon Press, 1997
Mansur, Sufa’at,  Agama-Agama Besar Mas Kini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011





[3] www.wikipedia.com diakses, 29 November 2011
[4] H.M. Arifin, Muenguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: PT  Golden Terayon Press, 1997), hl: 157
[5] Sufa’at Mansur,  Agama-Agama Besar Mas Kini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hl:194-198
[7] Semua keputusan Eukumuni gereja dirumuskan dalam bentuk Kredo sebagai suatu keyakinan. Dan tidak perlu diadakan suatu usaha ”Pembaharuan”, misalnya tentang usaha pensucian (misa), tentang benih kejadian Yesus yang bersih atau suci dari dosa, tentang pandangan yang bersifat kejasmanian oknum maria, dan lainnya yang telah ditetapkan oleh Gereja Roma Katolik sebagai dogma setelah timbulnya perpecahan.
[8] Dalam hal ini, pejabat gereja seperti Patriarch tidak punya kekuasaan apa-apa. Misalnya masing-masing kongregasi jemaat memilih pendetanya masing-masing yang kemudian diangkat oleh Patriarch. Tanpa pemilihan lebih dulu, Patriarch tidak dapat mengangkat orang jadi imam. Nampak lebih demokratis daripada Roma Katolik.

4 komentar:

  1. maaf hanya ingin menginformasikan Paus adalah pengganti Petrus, bukan pengganti Yesus. Yesus tidak tergantikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam sejahtera.
      Sepertinya dalam tulisan ini memang tidak ada pernyataan seperti itu, baik dalam pendahuluan, isi maupun kesimpulan.
      Coba perhatikan, di bab terakhir dituliskan "Gereja Katolik didirikan oleh Yesus dan Keduabelas Rasul, dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul umumnya, dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus khususnya."
      Yesus Kristus Tuhan memang tidak tergantikan.

      Terima kasih untuk karya tulisnya, sungguh memberkati saya.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bahasa yunani itu bukan jewish
    Jewish itu artinya yahudi coba buka saja di kamus bahasa inggris...
    Tolong kalau menulisa yg benar

    BalasHapus