Kristen
dalam pandangan saya sendiri merupakan agama yang unik, bagaimana tidak di
dalamnya banyak ajaran-ajaran yang harus diterima oleh umatnya sekalipun
irasional, seperti halnya, ke maksuman Paus, artinya paus tidak pernah
melakukan kesalahan sekecil apapun, dogma tersebut merupakan hasil dari
perumusan Paus Leo, Paus Agatho dan Paus Gregorius VII, yang kemudian pada 1870
M di tetapkan oleh konsili Vatikan sebagai ajaran resmi Kristen.[1]
Hal ini juga merupakan salah satu alasan Martin Luther mengajukanh protes keras
kepada gereja Roma Katolik karena dianggap melanggar kitab suci. Tapi sejauh
pemahaman saya tentang maksum (terbebas dari dosa dan kesalahan) adalah
perilakunya terjaga dari perbuatan jelek dan tidak ceroboh sehingga membuat
suatu kesalahan yang besar, bukan dalam artian bebas dari dosa sekalipun
melakukan perbuatan atau kesalahan yang membuahkan dosa besar. Surat
Indolgensia yang dikeluarkan Paus untuk umat kristen seolah-olah memandang dosa
sebagai barang dagangan, dia memberikan pemahaman kepada umat kristen bahwa
dengan membeli surat indolgensia maka dosa-dosa yang telah dilakukannya
terhapuskan.
Berbicara
tentang dosa, mengingatkan saya kepada dosa waris yang terdapat dalam
kepercayaan agama Kristen. Dosa-dosa manusia menurut pandangan agama Kristen
bersumber dari dosa pertama yang diperbuat Adam dan Hawa, sewaktu keduanya
tinggal di Surga. Yakni melanggar
larangan Tuhan, dengan memakan buah khuldi sebagai pohon larangan di surga.
Sihingga keduanya diturunkan oleh Tuhan sebagai hamba yang ternoda. Karena
kesalahan itu oleh Tuhan dianggap sebagai dosa yang amat besar, dan bersifat
turun-temurun (warisan), dalam artian seluruh manusia yang dilahirkan kedunia
ini mendapatkan dosa waris, bahkan bayi yang baru lahirpun di klaim membawa
dosa. Maka tidak ada yang bisa menebus dosa itu kecuali yang dijadikan korban
penebusannya adalah Tuhan sendiri. Tetapi korban tersebut juga harus manusia,
karena yang berbuat dosa itu adalah manusia. Oleh karena itu, Yesus sebagai
yang dikorbankan (disalib) dalam urusna ini, dia adalah tuhan sepenuhnya,
tetapi sekaligus juga manusia sepenuhnya. Perasaan kasih sayangnya telah
menyebabkan Tuhan Yesus rela mati di atas tiang salib sebagai penebus dosa
manusia.
Kepercayaan
demikian mengandung pengertian bahwa siapa saja yang telah menjadi kristen
secara sah, maka dosa-dosanya telah diampuni, karena ditanggung oleh Tuhan
Yesus dengan salibnya itu. Di dalam
Surat kirimannya kepada orang Rum 3:24 dan 28, Paulus berkata: “Serta
dibenarkan cara karunia saja, dengan anugerah Allah, oleh sebab penebusan yang
ada di dalam Yesus Kristus“ dan “sebab itu kami sifatkan bahwa orang dibenarkan
oleh iman, bukan dengan melakukan syariat Taurat”.[2]
Sekilas
dari penjelasan di atas mengnai dosa waris merupakan simbol pengorbanan
terbesar lagi suci bagi umat manusia karena dilakukan oleh Tuhan untuk menebus
dosa Umat manusia yang ditimpakan oleh Adam dan Hawa. Memang sulit dipercaya
tapi patut dihargai karen pemahaman tersebut merupakan kepercayaan ajaran suatu
agama tertentu. Namun permasalahannya di sini adalah kepercayaan tersebut tidak
sejalan (pertentangan) dengan apa yang dikatakan atau di ajarkan dalam kitab
mereka, dalam kitab mereka (al Kitab) tidak sedikit yang memberikan keterangan
bahwa dosa itu tidak dapat diwariskan. Yaitu :
Yehezkiel 18:20 “Orang yang berbuat dosa, itu yang
harus mati. Anak tidak turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak turut
menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya,
dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”
Matius 16:20 “Sebab anak manusia akan datang dalam
kemuliaan bapa-nya diiringi malaikat-malaikat-nya; pada waktu itu ia akan
membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
2 Ulangan 24:16 “Janganlah ayah dihukum mati karena
anaknya, janganlah juga anak dihukum
mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.”
Tawarikh 25:4 Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum
mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam
taurat, yakni kitab Musa, di mana tuhan telah memberi perintah: "Janganlah
ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan
setiap orang harus mati karena dosanya sendiri."
Yeremia 31:29 Pada
waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi
anak-anaknya menjadi ngilu,
30 melainkan: Setiap orang akan mati karena
kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri
menjadi ngilu.
2 Korintus 5:10 “Sebab kita semua harus menghadap
takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut
diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun
jahat.”
Roma 2:5-6 “Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak
mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana
murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya.”
Dari beberapa ayat di atas yang saya ambil dari
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, saya dapat memastikan bahwa dosa waris
yang merupakan kepercayaan Kristiani di tentang oleh kitabnya sendiri, ayat di
atas menjelaskan bahwa setiap perbuatan di tanggung oleh orang yang
melakukannya bukan orang lain termasuk saudaranya. Sangat tidak masuk di akala
ketika ada klaim bahwa perbuatan si A yang membuahkan dosa di tanggung oleh si
B, padahal si B tidak tahu menahu apa yang telah dia lakukan dan kenapa dia
harus menanggung dosa yang tidak diperbuatnya.
Sedangkan di Matius : 19/14 diterangkan bahwa Yesus
berkata “Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangnya mereka itu datang
kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan sorga” Ayat
ini menyatakan bahwa Yesus sendiri menjelaskan bahwa orang-orang yang sama
seperti kanak-kanak itu mempunyai kerajaan sorga. Keterangan ini membuktikan
bahwa anak-anak itu tidak mempunyai dosa sama sekali, termasuk bayi yang barus lahir, karena jika meraka
berdosa sudah tentu tidak mempunyai kerajaan sorga. Sebab sorga bukan tempat
orang berdosa, melainkan tempat orang yang sudah bersih dari segala dosa.
Hal yang perlu digaris bawahi, orang Kristen
mengatakan bahwa setiap orang yang dilahirkan di dunia ini membawa dosa, dan
tidak satupun yang bersih dari dosa seperti yang terdapat dalam Roma 3: 10-12,
23, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak seorangpun yang berakal
budi, tidak ada seorangpun yang mencari Tuhan. Semua orang telah melanggar,
mereka semua tidak berguna. Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan”,
bila kita lihat dari ayat ini berarti semua orang yang dilahirkan ke dunia ini
tanpa terkecuali berdosa, termasuk di dalamnya Yesus itu sendiri. Yesus juga
manusia seperti pengakuannya sendiri, dia dilahirkan dari seorang perempuan yang
juga manusia, dia juga merupakan keturunan Adam karena orang pertama adalah
Adam secara otomatis semua yang mengaku dirinya adalah manusia itu keturunan
Adam. Jika demikian bagaimana mungkin orang yang juga mendapatkan dosa waris
(baca: Yesus) bisa menebus dosa waris orang lain, apa lagi untuk seluruh umat
manusia, sederhananya bagaiamana mungkin hutang di tebus dengan hutang.
Selain itu, ketika bayi-bayi yang baru lahir itu
berdosa dan untuk menghilangkan dosa tersebut bayi itu harus di baptis untuk
mendapat keselamatan dari penebusan dosa Yesus di tiang salib. Jika bayi-bayi
atau anak-anak tidak dibabtiskan, maka mereka tidak akan mendapat keselamatan
dari penebusan dosa itu. Pada tahun 1200 M, Santo Augustine telah mengatakan
“Bayi yang dilahirkan apabila mati dan tidak dibabtiskan maka bayi itu akan
dimasuk ke dalam neraka”. Ini telah dijadikan sebagai Kanun Gereja (Church
Canon) pada tahun 1300 M. Menurut pihak Gereja, Santo Augustine telah
didatangi oleh Ruh Kudus yang mewahyukan hukum tentang bayi ini. Jika
penyaliban Yesus itu sebagai Penebus Dosa manusia, tetapi tidak dapat
menyelamatkan bayi-bayi yang tidak dibabtis kerana bayi-bayi itu sudah
dipastikan masuk neraka. Maka dengan ini sangat jelas. Konsep Penebusan Dosa
itu terbatas karena tidak mampu menyelamatkan bayi-bayi yang telah mati. Lantas
kemudian bagaimana dengan umat sebelum Yesus, atau bayi-bayi yang mati sebelum
di baptis? Apakah mereka akan masuk neraka, dalam kepercayaan Kristiani
demikian adanya seperti yang dikatakan Augustine. Dengan demikian konsep
penebusan Dosa yang dilakukan Yesus di tiang salib untuk seluruh umat manusia
bisa dikatakan gagal.
Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah,
jika memang benar Yesus dilahirkan di dunia sebagai alat untuk menebuskan Dosa
manusia yang ditimpakan oleh Adam, bagaimana mereka tahu bahwa dengan menyalib
dan membunuh Yesus dengan sebelumnya menyiksa sedemikian rupa merupakan cara
penebusan dosa yang Tuhan maksudkan? Jika kita melihat kembali film ‘Penyaliban
Yesus’ seakan-akan mereka tidak melakukan hal sakral sebagai bentuk Penebusan
Dosa, dalam film tersebut lebih terlihat kebencian mereka terhadap Yesus.
Dari penjelasan di atas, saya memahami bahwa dalam
agama Kristen ajaran tentang Dosa Waris tidak sejalan dengan apa yang ada dalam
al Kitab sebagai kitab mereka karena banyak pertentangan. Selain itu juga,
secara rasionalitas dosa tidak dapat di tangguhkan kepada orang lain yang tidak
tahu-menahu tentang dosa tersebut, jadi saya kira setiap orang melakukan
perbuatan yang membuahkan dosa maka dosa tersebt akan ditanggung oleh dirinya
sendiri, hal ini serupa dengan kasus kausalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar