Jumat, 24 Februari 2012

KRISTIANI


Kristen dalam pandangan saya sendiri merupakan agama yang unik, bagaimana tidak di dalamnya banyak ajaran-ajaran yang harus diterima oleh umatnya sekalipun irasional, seperti halnya, ke maksuman Paus, artinya paus tidak pernah melakukan kesalahan sekecil apapun, dogma tersebut merupakan hasil dari perumusan Paus Leo, Paus Agatho dan Paus Gregorius VII, yang kemudian pada 1870 M di tetapkan oleh konsili Vatikan sebagai ajaran resmi Kristen.[1] Hal ini juga merupakan salah satu alasan Martin Luther mengajukanh protes keras kepada gereja Roma Katolik karena dianggap melanggar kitab suci. Tapi sejauh pemahaman saya tentang maksum (terbebas dari dosa dan kesalahan) adalah perilakunya terjaga dari perbuatan jelek dan tidak ceroboh sehingga membuat suatu kesalahan yang besar, bukan dalam artian bebas dari dosa sekalipun melakukan perbuatan atau kesalahan yang membuahkan dosa besar. Surat Indolgensia yang dikeluarkan Paus untuk umat kristen seolah-olah memandang dosa sebagai barang dagangan, dia memberikan pemahaman kepada umat kristen bahwa dengan membeli surat indolgensia maka dosa-dosa yang telah dilakukannya terhapuskan.
Berbicara tentang dosa, mengingatkan saya kepada dosa waris yang terdapat dalam kepercayaan agama Kristen. Dosa-dosa manusia menurut pandangan agama Kristen bersumber dari dosa pertama yang diperbuat Adam dan Hawa, sewaktu keduanya tinggal di Surga.  Yakni melanggar larangan Tuhan, dengan memakan buah khuldi sebagai pohon larangan di surga. Sihingga keduanya diturunkan oleh Tuhan sebagai hamba yang ternoda. Karena kesalahan itu oleh Tuhan dianggap sebagai dosa yang amat besar, dan bersifat turun-temurun (warisan), dalam artian seluruh manusia yang dilahirkan kedunia ini mendapatkan dosa waris, bahkan bayi yang baru lahirpun di klaim membawa dosa. Maka tidak ada yang bisa menebus dosa itu kecuali yang dijadikan korban penebusannya adalah Tuhan sendiri. Tetapi korban tersebut juga harus manusia, karena yang berbuat dosa itu adalah manusia. Oleh karena itu, Yesus sebagai yang dikorbankan (disalib) dalam urusna ini, dia adalah tuhan sepenuhnya, tetapi sekaligus juga manusia sepenuhnya. Perasaan kasih sayangnya telah menyebabkan Tuhan Yesus rela mati di atas tiang salib sebagai penebus dosa manusia.
Kepercayaan demikian mengandung pengertian bahwa siapa saja yang telah menjadi kristen secara sah, maka dosa-dosanya telah diampuni, karena ditanggung oleh Tuhan Yesus dengan salibnya itu. Di dalam  Surat kirimannya kepada orang Rum 3:24 dan 28, Paulus berkata: “Serta dibenarkan cara karunia saja, dengan anugerah Allah, oleh sebab penebusan yang ada di dalam Yesus Kristus“ dan “sebab itu kami sifatkan bahwa orang dibenarkan oleh iman, bukan dengan melakukan syariat Taurat”.[2]
Sekilas dari penjelasan di atas mengnai dosa waris merupakan simbol pengorbanan terbesar lagi suci bagi umat manusia karena dilakukan oleh Tuhan untuk menebus dosa Umat manusia yang ditimpakan oleh Adam dan Hawa. Memang sulit dipercaya tapi patut dihargai karen pemahaman tersebut merupakan kepercayaan ajaran suatu agama tertentu. Namun permasalahannya di sini adalah kepercayaan tersebut tidak sejalan (pertentangan) dengan apa yang dikatakan atau di ajarkan dalam kitab mereka, dalam kitab mereka (al Kitab) tidak sedikit yang memberikan keterangan bahwa dosa itu tidak dapat diwariskan. Yaitu :
Yehezkiel 18:20 “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”
Matius 16:20 “Sebab anak manusia akan datang dalam kemuliaan bapa-nya diiringi malaikat-malaikat-nya; pada waktu itu ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
2 Ulangan 24:16 “Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya,  janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.”
Tawarikh 25:4 Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam taurat, yakni kitab Musa, di mana tuhan telah memberi perintah: "Janganlah ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri."
Yeremia 31:29  Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu,
30  melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu.
2 Korintus 5:10 “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”
Roma 2:5-6 “Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Dari beberapa ayat di atas yang saya ambil dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, saya dapat memastikan bahwa dosa waris yang merupakan kepercayaan Kristiani di tentang oleh kitabnya sendiri, ayat di atas menjelaskan bahwa setiap perbuatan di tanggung oleh orang yang melakukannya bukan orang lain termasuk saudaranya. Sangat tidak masuk di akala ketika ada klaim bahwa perbuatan si A yang membuahkan dosa di tanggung oleh si B, padahal si B tidak tahu menahu apa yang telah dia lakukan dan kenapa dia harus menanggung dosa yang tidak diperbuatnya.
Sedangkan di Matius : 19/14 diterangkan bahwa Yesus berkata “Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangnya mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan sorga” Ayat ini menyatakan bahwa Yesus sendiri menjelaskan bahwa orang-orang yang sama seperti kanak-kanak itu mempunyai kerajaan sorga. Keterangan ini membuktikan bahwa anak-anak itu tidak mempunyai dosa sama sekali, termasuk  bayi yang barus lahir, karena jika meraka berdosa sudah tentu tidak mempunyai kerajaan sorga. Sebab sorga bukan tempat orang berdosa, melainkan tempat orang yang sudah bersih dari segala dosa.
Hal yang perlu digaris bawahi, orang Kristen mengatakan bahwa setiap orang yang dilahirkan di dunia ini membawa dosa, dan tidak satupun yang bersih dari dosa seperti yang terdapat dalam Roma 3: 10-12, 23, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Tuhan. Semua orang telah melanggar, mereka semua tidak berguna. Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan”, bila kita lihat dari ayat ini berarti semua orang yang dilahirkan ke dunia ini tanpa terkecuali berdosa, termasuk di dalamnya Yesus itu sendiri. Yesus juga manusia seperti pengakuannya sendiri, dia dilahirkan dari seorang perempuan yang juga manusia, dia juga merupakan keturunan Adam karena orang pertama adalah Adam secara otomatis semua yang mengaku dirinya adalah manusia itu keturunan Adam. Jika demikian bagaimana mungkin orang yang juga mendapatkan dosa waris (baca: Yesus) bisa menebus dosa waris orang lain, apa lagi untuk seluruh umat manusia, sederhananya bagaiamana mungkin hutang di tebus dengan hutang.
Selain itu, ketika bayi-bayi yang baru lahir itu berdosa dan untuk menghilangkan dosa tersebut bayi itu harus di baptis untuk mendapat keselamatan dari penebusan dosa Yesus di tiang salib. Jika bayi-bayi atau anak-anak tidak dibabtiskan, maka mereka tidak akan mendapat keselamatan dari penebusan dosa itu. Pada tahun 1200 M, Santo Augustine telah mengatakan “Bayi yang dilahirkan apabila mati dan tidak dibabtiskan maka bayi itu akan dimasuk ke dalam neraka”. Ini telah dijadikan sebagai Kanun Gereja (Church Canon) pada tahun 1300 M. Menurut pihak Gereja, Santo Augustine telah didatangi oleh Ruh Kudus yang mewahyukan hukum tentang bayi ini. Jika penyaliban Yesus itu sebagai Penebus Dosa manusia, tetapi tidak dapat menyelamatkan bayi-bayi yang tidak dibabtis kerana bayi-bayi itu sudah dipastikan masuk neraka. Maka dengan ini sangat jelas. Konsep Penebusan Dosa itu terbatas karena tidak mampu menyelamatkan bayi-bayi yang telah mati. Lantas kemudian bagaimana dengan umat sebelum Yesus, atau bayi-bayi yang mati sebelum di baptis? Apakah mereka akan masuk neraka, dalam kepercayaan Kristiani demikian adanya seperti yang dikatakan Augustine. Dengan demikian konsep penebusan Dosa yang dilakukan Yesus di tiang salib untuk seluruh umat manusia bisa dikatakan gagal.
Kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, jika memang benar Yesus dilahirkan di dunia sebagai alat untuk menebuskan Dosa manusia yang ditimpakan oleh Adam, bagaimana mereka tahu bahwa dengan menyalib dan membunuh Yesus dengan sebelumnya menyiksa sedemikian rupa merupakan cara penebusan dosa yang Tuhan maksudkan? Jika kita melihat kembali film ‘Penyaliban Yesus’ seakan-akan mereka tidak melakukan hal sakral sebagai bentuk Penebusan Dosa, dalam film tersebut lebih terlihat kebencian mereka terhadap Yesus.
Dari penjelasan di atas, saya memahami bahwa dalam agama Kristen ajaran tentang Dosa Waris tidak sejalan dengan apa yang ada dalam al Kitab sebagai kitab mereka karena banyak pertentangan. Selain itu juga, secara rasionalitas dosa tidak dapat di tangguhkan kepada orang lain yang tidak tahu-menahu tentang dosa tersebut, jadi saya kira setiap orang melakukan perbuatan yang membuahkan dosa maka dosa tersebt akan ditanggung oleh dirinya sendiri, hal ini serupa dengan kasus kausalitas.


[1] Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal: 200
[2] Sufa’at Mansur, Agama-agama Besar Masa Kini, hal: 184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar