Jumat, 11 November 2011

MEMAHAMI KEBERADAAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA YAHUDI


A.    Prinsip Ajaran
Agama Yahudi hanya mempercayai satu Tuhan yaitu "Yahweh" yang artinya Yang Maha Esa. Kata Yahweh berasal dari anggapan agama Yahudi bahwa ada empat huruf mati yaitu "YHWH", yang dinamakan "Tetra Gramaton" yang dipandang suci dan hanya digunakan untuk memanggil nama Tuhan Yang Maha Esa itu. Jadi, Yahweh adalah Tuhan bagi agama Yahudi. Menurut keyakina nmereka dia Maha Esa dan hanya merupakan Tuhan bagi bangsa Israel semata. Sedang anak-anak Israel adalah bangsa pilihan Tuhan di antara bangsa-bangsa lainnya. Selain itu, bangsa Yahudi juga berkeyakinan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk mereka. Dia menciptakan bangsa-bangsa yang lain, semata-mata agar bangsa lain tersebut mengabdikan diri kepada mereka. Mereka sajalah yang pada hakikatnya adalah manusia, sedangkan yang lainnya sejatinya hanyalah budak dan pelayan yang sederajat dengan hewan.
Yahweh, Tuhan Israel berfirman kepada bangsa pilihan-Nya: "Kamu akan menjadi bagi-Ku Kerajaan Imam dan Bangsa yang Kudus. "{Keluaran 19:6}. Dia juga tidak lupa berpesan kepada mereka: "Engkau akan diberkati lebih dari segala bangsa...Engkau haruslah melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, janganlah engkau merasa sayang kepada mereka. "{Ulangan 7:14-16}. Kemudian Sepuluh Perintah Tuhan yang salah satunya berisi: "Jangan menyebut Nama Yahweh dengan sia-sia", menjadikan bangsa Yahudi takut untuk memanggil Tuhan Yang Maha Esa itu dengan menggunakan empat huruf mati tersebut. Akhirnya lama kelamaan penggunaan Tetra Gramaton tersebut menjadi hilang, dan mereka kemudian menggantinya dengan sebutan "Elohim", atau "Eli" atau kadang-kadang dengan sebutan "Adonai". Dan ini berlaku hingga sekarang. Namun pada abad ke-19, ke empat huruf mati tersebut, kembali dipanggilkan oleh orang Barat Kristen dengan sebutan "Yehovah".
Adapun mengenai sepuluh perintah, ini merupakan asas pokok dalam keyakinan dan ibadah Yahudi. Sepuluh perintah diterima oleh Musa dari Yehovah di atas Bukit Sinai melalui dua loh batu (lempengan batu bertulis atau prasasti), yang berbunyi :
1.    Jangan menyembah kepada selain Yahweh.
2.    Jangan menyembah patung atau berhala atau gambar.
3.    Jangan menyebut Nama Yahweh dengan sia-sia.
4.    Muliakan dan sucikan hari Sabat (Sabtu).
5.    Hormati Ibu Bapak,maka dipanjangkanlah umurmu.
6.    Jangan membunuh saudaramu.
7.    Jangan berzinah.
8.    Jangan mencuri.
9.    Jangan bersumpah palsu.
10.              Jangan menginginkan kepunyaan saudaramu tanpa hak.
Agama Yahudi mempunyai kitab suci yang bernama "Bib-Lia" atau "Bibel" (penamaan barat) atau "Al-Kitab" (penamaan arab). Keseluruhan isi Al-Kitab ini yang disebut oleh pihak Kristen dengan "Old Testament" atau "Perjanjian Lama", terbagi dalam tiga bahagian besar:
1.    Torah/ Taurat, yang artinya ajaran atau pengajaran, berisi lima buah kitab;
a.       Genesis atau Kitab Kejadian, berisi kisah kejadian alam raya, Adam dan Eva (Hawa, penamaan islam), turunan-turunannya sampai kepada peristiwa Yusuf (Yosep).
b.      Exodus atau Kitab Keluaran, berisi kisah Bani Israel di bawah pimpinan Musa keluar dari Mesir, melepaskan diri dari kekejaman Fir'aun, mengembara 40 tahun di semenanjung Sinai (Padang Tih), percakapan Musa dengan Yehovah (Allah Yang Maha Esa) serta turunnya sepuluh Perintah Tuhan.
c.       Leviticus atau Kitab Imamat Orang Lewi, berisikan himpunan hukum-hukum agama atau syari'at Yahudi.
d.      Numbers atau Kitab Bilangan, berisikan cacah jiwa keturunan dari 12 suku Israel pada masa Musa.
e.       Deutoronomy atau Kitab Ulangan, berisi ulangan kisah keluaran dan imamat.

2.    Nebiim, artinya Nabi-Nabi, yang terbagi menjadi 2 bagian;

a.       Nebiim Risy Onim (Kitab Nabi-Nabi Terdahulu), terdiri dari:
·      Kitab Yosua.
·      Judges atau Kitab Hakim-Hakim.
·      Kitab Samuel I dan Kitab Samuel II
·      King atau Kitab Raja-Raja I dan Kitab Raja-Raja II.
b.      Nebiim Akharonim (Kitab Nabi-Nabi Kemudian), terdiri dari:
·      Kitab Yesaya
·      Kitab Yeremiah.
·      Kitab Yehezkiel.
·      Kitab Tere Asar (12 Nabi-Nabi Kecil) atau Minor Prophets yaitu; Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, dan Maleakhi.

3.    Khetubiim, artinya Kidung Pujian untuk kebaktian, hikmah, bimbingan dan nasehat. Terdiri dari 12 Kitab;
a.       Psalms atau Mazmur atau Zabur (penamaan islam)
b.      Proverbs atau Amsal Salomo (Sulaiman,penamaan islam)
c.       Job atau Kitab Ayub.
d.      Songs Of Solomon atau Kitab Syirul Asyar atau Kidung Agung Salomo
e.       Kitab Ruth
f.       Lamentations atau Kitab Nudub Jeremia atau Kitab Ratapan Yeremiah.
g.       Ecclesiastes atau Kitab Al-Khattib atau Kitab Pengkhotbah.
h.      Kitab Esther.
i.        Kitab Daniel.
j.        Kitab Ezra.
k.      Kitab Nehemiah.
l.        Chronicles atau Kitab Tawarikh I dan Kitab Tawarikh II.
Kemudian tambahannya yaitu Tanna, yakni keterangan dan penjelasan tentang hukum-hukum sebagai hasil penafsiran Torah. Tanna itu lalu dikumpulkan dalam suatu himpunan, yang disebut Mishna. Setiap Tanna yang terdapat dalam Mishna itu, di ulas dan di tafsirkan lagi secara panjang lebar serta di beri tinjauan dari berbagai segi. Penafsiran dan ulasan ini disebut Gemara. Kumpulan dari Mishna dan Gemara, disebut Kitab Talmudz. Terdapat dua versi Talmudz yaitu Palestinian Talmudz (Talmudz Palestina), Babylonia Talmudz (Talmudz Mesopotamia). Seluruh kitab-kitab tersebut, oleh kalangan Ortodoks Yahudi dianggap sebagai kitab suci, serta dipandang sebagai sumber-sumber yang sah, dan di namakan Canonical Books. Sedangkan kalangan Reformis Yahudi, hanya mengakui sebagiannya, dan menolak sebagian lainnya serta menamakannya sebagai Apocriphal Books. Kitab Taurat,pada mulanya belum dihimpun sebagai sebuah catatan tertulis. Ia hanya merupakan ajaran yang disampaikan dari mulut ke mulut (secara lisan) turun-temurun selama hampir 800 tahun. Hal ini berlangsung sejak zaman Musa (abad 12 SM) hingga pertengahan abad ke-5 SM ketika Nabi Ezra mengumpulkannya dalam bentuk Himpunan Naskah (Manuskrip).
Sebagaimana agama lainnya Yahudi juga mempunyai syari'at dan Upacara Ibadah yang dilakukan oleh seluruh umta Yahudi, yaitu :
1.    Umat Yahudi melakukan sembahyang dan doa yang dilakukan tiga  kali dalam satu hari; pagi sekitar jam 09.00, tengah hari sekitar jam 12.00 dan sore sekitar jam 15.00.
Terdapat dua macam doa wajib harian bagi umat Yahudi, Shema adalah doa yang paling penting dalam ibadah Yahudi karena di dalamnya terdapat pernyataan dan pengakuan akan keesaan tuhan. Doa yang kedua adalah Amidah, doa ini dianggap penting karena karena dianggap sebagai ritual pengganti atas kewajiban memberikan korban bakaran di bait suci yang tidak mungkin lagi dilakukan setelah hancurnya.
Dalam berdoa, umat Yahudi diperintahkan untuk mengenakan tefillin dan tzitzit, tefillin berupa kotak kecil yang terbuat dari kulit yang berisi teks (tulisan tangan, sangat kecil, Pentj). Tzitzit adalah jumbai di tepi jubah persegi yang disebut tallit.[1] Namun pendapat yang lain juga mengatakan diharuskan menggunakan Yarmulke, adalah peci yang dipakai oleh kaum laki-laki yang diyakini sebagai penghormatan kepada Allah pada saat berdoa dan mempelajari kitab suci.[2]
2.    Puasa di wajibkan pada hari Pengampunan Besar (Youm Kippur)
3.    Umat Yahudi memperingati Paskah, yakni hari di mana Yehovah menolong bangsa Israel supaya terlepas dari penindasan Farao Ramses II di Mesir, dengan melakukan penyembelihan kambing.lalu darahnya dipercikkan di ambang pintu dengan tujuan suapay malaikat maut tidak datang. dan selama perayaan ini  berlangsung selama tujuh hari umat Yahudi hanya memakan roti tanpa ragi yang disebut dengan Mazot untuk mengenang penderitaan nenek moyang mereka dahulu, sewaktu keluar dari Tanah Mesir.[3]
4.    Pantekosta merupakan perayaan pesta panen di Palestina. Upacara ini jatuh pada hari ke-50 setelah Paskah.Biasa juga disebut Shabout yakni pesta hasil panen pertama. Dalam pesta ini mereka bersukacita dan bersyukur atas hasil panen yang diterima. Pesta ini juga merupakan pesta ulang tahun turunnya Taurat kepada Musa.
5.    Agama Yahudi mempunyai hukum yang berat terhadap dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Setiap pelanggar yang melakukan dosa, harus ditebus dengan melakukan penyembelihan Korban domba.
Di sisi lain, dilihat dari reformasi agama, sejarah Israel telah kehilangan sebagian besar masanya tidak dipimpin oleh para pemimpin yang benar, terlalu banyak masa kerusakan. Peneliti dalam kajian keagamaan yang berkembang di tangan para nabi bani Israel mengetahui bahwa para nabi itu tidak membawa agama baru melainkan selalu menyerukan kembali menetapkan agama lama atau menganggap agama lama sebagai agama ideal yang musti dijadikan rujukan untuk kembali, yaitu agama nabi Musa. Nabi-nabi kemudian menjadikan agamaMusa sebagai titik pusat dari beredarnya semua aktifitas kenabian. Namun di sisi lain kita temukan bahwa para nabi memasukkan beberapa revisi terhadap agama nabi Musa untuk menjawab kebutuhan keagamaan yang baru muncul pada masa mereka.. hasil akhir dari revisi tersebut selama para masa nabi adalah bentuk baru agam Israel yang berdasarkan kepada agama Musa, tetapi dalam beberapa sisi terdapat perbedaan sehingga menyebabkan pakar sejarah agama yahudi menyebut agama Israel dengan agama para nabi.
Sedangkan aspek moral yang terdapat di dalam Taurat adalah unsur-unsur yang sudah lama terdapat dalam agama Yahudi, yang kemudian menjadikan agama Yahudi sebagai agama yang memiliki dimensi moral dan juga menjadikan monotheisme Yahudi sebagai monotheisme yang memiliki nuansa moral. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena perkembangan agama Israel setelah nabi Musa tidak lagi memperhatikan moral dan ajaran agama nabi Musa, hal demikian disebabkan beberapa faktor; agama Yahudi tenggelam dalam masalah-masalah ritual dan seremonial, khususnya setelah didirikan dan dikembangkan lembaga kependetaan yang secara perlahan-lahan mulai memaksakan kekuasaannya terhadap kehidupan keagamaan Israel yang kemudian menjadikan agama nabi Musa sebagai agama kependetaan. Oleh sebaba itu hukum-hukum agamapun mengalami kejumudan dan materi-materi moral hanya menjadi aspek pendukung keistimewaan Israel. Terdapat beberapa level dalam interaksi moral Israel; pertama, interaksi moral dalam hubungan antara sesame orang-orang Israel; kedua, interaksi moral antara orang-orang Israel dengan orang non-Israel. Oleh sebab itulah dilihat dari sudut ras yang mulai berkembang dalam agama Yahudi yang kemudian pada akhirnya merubah menjadi agama ras yang tidak mengandung arah arah universal.
B.     Gerakan-gerakan Agama Yahudi Modern dan kontemporer
1.    Gerakan Yahudi Ortodox
Yahudi Ortodox menekankan keaslian wahyu dalam kitab suci, khususnya Taurat, dan kekuasaan hukum para nabi dengan interpretasinya dalam Talmud. Mereka juga diwajibkan untuk memelihara 613 perintah taurat yang disebut mitzvot. Terdapat dua corak dalam gerakan yahudi Ortodox, yaitu:
·         Corak Tradisionalis Konservatif, yaitu dalam agama Yahudi Tradisionalis Neo Ortodox yang berkembang darinya. Pemakaian istilah Ortodox tersebut sesudah munculnya gerakan reformasi di Eropa Barat,  dan pemakaian nama ini merupakan bentuk ungkapan penentangan dari pihak Yahudi Ortodox terhadap perubahan-perubahan yang dimaksudkan para pendukung gerakan reformasi ke dalam keyakinan agama Yahudi.
·         Kelompok ekstrim dari kalangan Yahudi Ortodox. Mereka adalah kaum Yahudi Eropa Timur yang menolak setiap upaya-upaya pembaharuan dan reformasi pada sisi manapun dari sisi kehidupan Yahudi, khususnya kehidupan keagamaan. Sementara kelompok Ortodox di Eropa Barat menerapkan politik menjaga kehidupan Yahudi Tradisionalis di mana mereka tidak menolak pakaian Eropa, pendidikan umum dan penggunaan bahasa yang umum dipakai penduduk setempat serta berbagai fenomena kehidupan umum lainnya yang tidak menyentuh esensi keykinan Yahudi, atau merusak salah satu prinsip dasarnya. Hal ini telah menyebabkan berkembangnya keyakinan Ortodox dalam bentuk yang bertentangan dengan corak Tradisionalis-Konserfatif, sehingga mendorong sebagaian orang melekatkan istilah Neo-Ortodox kepada corak baru yang berkembang dari Ortodox Tradisionalis. Namun kedua gerakan tersebut berbeda di mana gerakan Neo-Ortodox menerima beberapa perubahan dalam agama sehingga sedikit agak menjauhkan dari asal-usulnya yang lama.

2.    Gerakan Yahudi Reformis
Gerakan ini merupakan respon atas hak-hak yang diberikan oleh revolusi Prancis dan kesempatan yang terbuka bagi bergabungnya kaum Yahudi kedalam masyarakat Eropa. Para pemimpin gerakan ini melihat bahwa kaum Yahudi harus memasukkan beberapa perbaikan ke dalam agama yahudi Ortodox dan mengubah beberapa kebiasaan serta tradisi yahudi untuk menghadapi tantangan-tantangan masa yang dijalani kaum Yahudi dan menghadapi perubahan yang melanda masyarakat secara umum.
Di antara perubahan-perubahan yang digariskan gerakan ini termasuk meringkas doa Yahudi, menggunakan bahasa setempat sebagai bahasa untuk berkomunikasi, bahkan diizinkan penggunaannya dalam khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah keagamaan. Orang-orang Yahudi yang mengikuti gerakan ini memboikot banyak tradisi-tradisi Yahudi dan menentang banyak ajaran-ajaran yang digariskan Talmud. Gerakan Reformasi ini mengkristal secara khusus di Amerika yang menjadi tempat pindah bagi para aktivis reformis. Para pemimpin gerakan ini di Amerika percaya akan pentingnya agama Yahudi merespon tuntutan-tuntutan masa dan berbagai realita kehidupan, lalu mengubah dirinya dan menjadi fleksibel di mana gerakan ini dapat berjalan mengiri masa dan tuntutan-tuntutannya.
3.    Gerakan Yahudi Konservatif
Gerakan ini adalah gerakan yang rumit strukturnya, kendati namanya menunjukkan corak tradisionalis. Barangkali memang lebih tepat jika meletakkannya ke dalam corak pertama. Namun kandungan gerakan yang mendorong pembaharuan ini justru membuat kita terpaksa mengklasifikasikannya ke dalam corak ketiga. Gerakan ini merupakan fase petengahan antara gerakan Yahudi Ortodox dan gerakan Yahudi Reformasi. Sebab ia menerima seluruh konsep-konsep agama yang tradisionalis dan beruapaya memahaminya dengan pemahaman kontemporer. Oleh karena itu ia mencampur aduk antara yang lama dan yang baru dalam rangkan memadukan di antara keduanya.
4.    Gerakan Rekonstruksi Yahudi
Gerakan yang di serukan oleh Mordecai Kaplan pada tahun 1934 M memiliki pendukung dari kalangan Konservatif reformis dan sekuler yang tidak mengikuti gerakan itu sendiri. Gerakan ini sebenarnya berkembang dari gerakan Yahudi Konservatif karena pendirinya sendiri termasuk Yahudi Konservatif sebelum munculnya gerakannya yang baru ini, dia berseru bahwa Yahudi bukanlah sekedar agama yang diyakini, melainkan juga agama peradaban, dan ini merupakan definisi yang lebih komprehensif dari agama Yahudi. Sebagai agama peradaban, agama Yahudi mencakup sejarah, sastera, bahasa, tatanan sosial, etika, prinsip-prinsip spiritual dan sosial, perhatian-perhatian terhadap seni estetika serta tradisi rakyat hingga mencakup berbagai fenomena peradaban lainnya.
Kaplan mengarahkan seruannya itukepada perpaduan antara tuntutan-tuntutan gaya kehidupan Amerika dan loyalitas pada peradaban agama Yahudi ini. Maka orang Yahudi di Amerika harus mempercayai prinsip-prinsip umum dan model peradaban Amerika, dan pada saat yang bersamaan harus taat pada undang-undang Amerika. Di samping itu mereka wajib berpartisipasi aktif dengan orang Yahudi lainnya di setiap dimensi peradaban Yahudi.[4]
5.    Gerakan Yahudi Hasidik
Gerakan ini muncul di Jerman tahun 1940-an dan mengajarkan bahwa semua orang Yahudi bertanggung jawab terhadap negara tempat tinggal dan iman Yahudi. Ajaran ini membawa orang yahudi reformasi membedakan unsure Yudaisme yang bernilai abadi dan bernilai sesaat.

DAFTAR PUSTAKA
__________, 2003, Sejarah, Teologi dan Etika Agama-Agama,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Keene. Michael, 2006,  Agama-Agama Dunia, Kanisius
Mansur. Sufa’at, 2011, Agama-Agama Besar Masa Kini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hasan. Muhammad Khalifah, 2009, Sejarah Agama Yahudi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar



[1]__________, Sejarah, Teologi dan Etika Agama-Agama,  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hl: 200-2004
[2] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (_______: Kanisius, 2006), hl:53
[3] Sufa’at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)hl: 157
[4] Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009), hl: 230-240

Selasa, 24 Mei 2011

ROBINSON CRUSOE


Scotlandia 1703, seorang Robinson  Crusoe telah terdampar di sebuah pulau yang tidak bertuan hanya karena mempertahankan seorang wanita, Marry McGregor, yang dicintai telah ditunangkan dengan teman baiknya, Patrick Conner, disebabkan keluarga Crusoe mengalami kemerosotan dan keluarga McGregor mengalami kemakmuran seperti halnya keluarga Conner. Robinson menjadikan dirinya seorang pelaut yang seolah tidak bernegara namun mempunyai tujuan, hal itu dia lakukan untuk melarikan diri dari balas dendam yang pasti akan dilakukan oleh keluarga Conner apabila dirinya masih di Scotlandia. Dia bekerja sebagai penulis pelayaran bersama kapten kapal barang, pengetahuannya tentang sejarah mendukung pekerjaannya itu. Namun nahas, kapal barang yang selama berbulan-bulan itu menjadi tempat tinggalnya karam diterpa badai dahsyat di suatu  malam yang kelam, hingga akhirnya dia terdampar di sebuah pulau yang tak satupun ditemukan olehnya tanda-tanda kehidupan manusia.
Seharian di pulau tersebut, membuncahkan semangatnya untuk bertahan hidup, sekedar berharap dan menunggu akan ada kapal yang lewat di pulau tersebut. Tetapi nihil, telah berbulan-bulan Robinson menantikan datangnya kapal yang lewat hari itu tak kunjung datang. Hingga akhirnya di suatu pagi, terlihat kapal yang lewat namun tidak mampir karena  mereka kira tidak ada tanda-tanda kehidupan di pulau ini. Semenjak itulah Robinson menyadari bahwa tidak dapat mengadu untung, takdir, ataupun pertolongan tuhan untuk bertahan hidup, hanyalah dirinya yang bisa mempertahankan hidupnya.
Kehidupannyapun semakin ceria ketika dia menemukan seorang teman dari orang pedalaman yang masih sangat primitif, seorang dari suku Tanga, Friday, sebuah nama yang dia berikan kepada teman barunya tersebut. Friday datang sebagai kurban yang akan di bunuh oleh bangsa Nimas untuk kemakumuran bangsanya, namun dia berhasil melarikan diri berkat pertolongan Robinson, dan mereka akhirnya berteman. Nampak dua kebudayaan yang sangat jauh berbeda hidup dalam satu tempat tinggal sebagai seorang teman. Robinson yang telah mengenal tekhnologi dan mengalami kemajuan yang sangat ketimbang Friday, seorang primitif yang sangat sederhana dan pedalaman. Jika senjata yang digunakan oleh Robinson adalah pistol dan pisau, lain halnya dengan Friday yang masih menggunakan tulang dan panah sebagai senjata andalannya untuk melindungi diri dan berburu. Kepercayaan keduanyapun tentu berbeda. Robinson mencoba menjelaskan tuhan yang dia sembah kepada Friday bahwa tuhan Jesus yang sebenarnya lebih besar dan lebih kuat, membuat manusia dan semuanya, hal itu tidak masuk akal menurut Friday penyembah buaya yang kemudian disebutnya dengan sebutan Pakia. Friday membantah pernyataan Robinson bahwa Pakialah yang menciptakan semuanya, karena sebelum adanya segala sesuatu seperti halnya pulau,  dunia hanyalah lautan, kamudian Pakia menciptakan matahari dan bulan, keduanya menikah dan melahirkan bayi laki-laki. Jadi menurut pendapat Friday, yang melahirkan semua laki-laki adalah matahari dan bulan. Selian itu, dalam kepercayaannya membolehkan makan sesama, karena menjadikan manusia kuat, memakan cicak menjadikan lebih pandai memanjat, makan ikan menjadikan lebih pandai berenang, Pakia bisa menjaga roh binatang yang sudah mati, sedangkan tuhan yang disembah oleh Robinson tidak. Dalam kepercayaannya, Friday juga menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai roh hewan yang menjaga orang tersebut, dan hanya roh orang tersebut, dan pemimpin suku Tanga yang mengetahui jenis roh tersebut.
Hal yang sedemikian di atas sangat bertolak belakang dengan ajaran yang dianut oleh Robinson, dalam kepercayaannya, tuhan mengajararkan belas kasih, mencintai teman ataupun musuh dan tidak memakan sesama. Dan perbedaan yang sangat mencolok sekali di sadari oleh Friday dan Robinson ketika Friday meminta robinson untuk menunnjukkan wujud tuhan yang manurut Robinson lebih besar, kuat, dan belas kasih. Hal itu tidak dapat dilakukan oleh Robinson karena dia sendiri belum pernah bertemu tuhan yang dia sembah dan agungkan, apalagi untuk menunjukkan kepada orang lain. Lain halnya dengan Friday yang bisa menunjukkan Tuhannya kepada Robinson. Dari perbedaan tersebut, timbullah kesenjangan yang kemudian Friday memutuskan untuk tidak lagi berteman dengan Robinson. Keduanyapun hidup secara individualis, dalam satu pulau. Hal itu tidak ubahnya dengan perang antar agama yang telah dimulai sejak permulaan waktu. Kepercayaan yang berbeda dan tidak adanya saling menghargai antara satu dengan yang lain menimbulkan peperangan diantara keduanya, toh walaupun peperangan yang terjadi di antara keduanya hanyalah diskomunikasi.
Ditinjau dari aspek realitifias atau kenisbian budaya, sepeti halnya di atas, keduanya sangat berbeda. Sepintas memang dapat kita lihat Robinson sebagai orang yang berbudi, baik dan mempunyai pemikiran lebih maju bila dibandingkan dengan Friday yang nampak liar, tak berbudi, jahat dan bisa dikatakan buas. Namun bila kita melihat kepribadian masing-masing keduanya,  Robinson yang nampak baik hati dan berbudi tidak berbeda jauh dengan Friday yang hanya sekilas terliha buas, terbukti ketika dia menyelamatkan dan mengajak Friday untuk hidup bersamanya karena ada kemauan yaitu untuk dijadikan budak atau pembantunya, memberikan sebutan orang primitif tersebut dengan sebutan Friday dan dirinya Master yaitu tuan seperti halnya bangsa kulit putih yang selalu mendatangi pulau  tempat tinggal Friday untuk membawa paksa masyarakat setempat yang kemudian dijual sebagai budak, menyuruh Friday tidur di luar rumah dengan kaki dan tangan diborgol. Namun lain halnya dengan Friday, sekalipun sepintas dari luar kelihatan sangat buas dan liar, namun dirinya mempunyai kepribadian yang budi melebihi seorang Robinson. Sekalipun dia tidur dengan kedua tangan dan kaki dalam keadaan diborgol tetapi dia tidak lantas membalas perbuatan Robinnson kepada dirinya, tetapi malah mengambilkan makanan untuk Robinson, hal yang sama sekali tidak dissangka sebelumnya oleh Robinson. Bekerja dengan Robinson tanpa pamrih, tidak ada unsur politik dalam segala hal yang dia lakukan, mempunyai rasa menghargai dan balas budi yang tinggi.
Sebagai manusia yang bersifat sosial, cara hidup individualistis tidak akan pernah berlangsung lama. Hal itu terjadi kepada Robinson yang mulai tida menemukan kenyamanan dengan gaya hidup yang dijalaninya sekarang, diskomunikasi dengan seorang yang pernah menjadi temannya di pulau yang sama, hingga akhirnya dia meminta Friday untuk kembali hidup bersamanya sebagai teman. Keduanyapun hidup dan bertempat tinggal bersama lagi, namun hal itu tidak berlangsung lama. Perbuatan yang tanpa dipikirkan dengan matang sebelumnya oleh Robinson menjadikan Friday tidak ingin berteman lagi dengannya. Sifat Robinson yang sombong dan arogan sebelumnya serta menganggap remeh Friday sebagai orang primitif yang tidak tahu tentang hal apapun membuat pemikirannya pendek, sebutan master yang diperkenalkan oleh Robinson kepada Friday untuk memanggil dirinya telah membuat Friday kecewa dan marah karena tidak mau dirinya dianggap budak. Doktrin yang diajarkan oleh ayah Friday bahwa  orang kulit putih bukanlah orang baik-baik, merampas semuanya, tanah, harta, dan menjadikan orang sebagai budak yang kemudian dijual. Friday merasa selama ini telah dijadikan budak oleh Robinson, walaupun setelah Robinson tahu kepribadian Friday yang sebenarnya dia tidak lagi menganggap Robinson sebagai budak tetapi teman baiknya, namun keteledorannya dalam hal tersebut pantaslah mendapat ganjaran yang harus dia terima.
Keduanya mengalami kesenjangan sosial, diskomunikasi pun telah menyelimuti kehidupan mereka.  Satu-satunya sahabat telah meninggalkan dirinya karena kesombongan untuk yang kedua kalinya. Hal itu sangat disesalkan oleh Robinson, dari hal itulah dia belajar dari kepribadian Friday, dan dia menyadari “pelajaran kemanusaiaan tidak dapat dengan mudah pada jiwa yang bandel, bahwa jalan saya adalah jalan satu-satunya yang  benar, sekarang saya tidak yakin lagi  ucap Robinson pada dirinya sendiri. Sifat stereotip yang sudah mulai disadari oleh Robinson untuk segera dibuangnya.
Kesenjangan itupun tidak berlangsung lama, saat badai besar yang akan melanda pulau tersebut datang keduanyapun berlindung dalam satu atap dan menjadi teman baik, saling menghargai kepercayaan, budaya satu sama lainnya. Keduanyapun berlayar menuju suku Tanga, di mana Friday tinggal sebelumnya untuk mengobati Robinson yang terluka karena berperang dengan bangsa Nimas.
Lagi-lagi, permasalahan yang menghambat mereka adalah kebudayaan, perbedaan kebudayaan antar manusia menjadikan pelajaran bagi manusai itu sendiri untuk mempunyai rasa menghargai yang begitu sangat. Namun saat itu yang dihadapi oleh Robinson Crusoe adalah suku Tanga, suku primitif yang dalam kebiasaannya sangat sulit untuk menerima kedatangan orang asing dalam kehidupan mereka, apalagi orang kulit putih yang amat mereka benci. Begitu juga Friday yang oleh mereka telah dianggap mati, karena Friday sebelumnya merupakan kurban yang dipersembahkan untuk kemakmuran suku Tanga sendiri. Sekalipun keduanya tidak dibunuh, namun keduanya diadu untuk saling bunuh, setelah sebelumnya Robinson diobati, begitulah adat dalam suku tersebut.
Ternyata takdir tidak berkenan apabila seorang Friday mati dengan cara diadu. Friday mati ditangan orang berkulit putih yang datang secara tiba-tiba di pulau suku Tanga, menimbak Friday yang saat itu akan mengakhiri hidup Robinson dengan terpaksa. Seperti yang telah dikatakan Friday di atas, orang berkulit putih datang untuk mengambil semuanya, merampas dan menculik orang-orang untuk dijadikan budak. Di sini dibuktikan oleh perbuatan diri mereka sendiri, bahwa orang yang mempunyai peradaban maju lebih liar dari pada orang pedalaman atau primitif seperti halnya suku Tanga, di mana Friday dibesarkan. The End