BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama
Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara,
wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia
dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.
Tak dipungkiri, setiap agama mengalami perpecahan dan
membuat paham yang berbeda, walau masih meyakini satu Tuhan yang sama. Agama
Kristen mengalami perpecahan yang membuat sedikit perbedaan ajaran di tiap
ajarannya. Pada pembahasan kali ini, kami membatasi permasalahan pada gereja
Roma dan Ortodok, sebagai gereja yang mempercayai akan ajaran Kristen Katolik.
Gereja Roma yang berpusat di Vatikan memiliki peran
Gereja Katolik Roma di dalam peradaban manusia sangat berkaitan erat dengan
sejarah dan terbentuknya Masyarakat Barat. Sebagian besar dari 2000 tahun
sejarahnya, Gereja telah menjadi sumber utama dari perkembangan pendidikan,
ilmu pengetahuan dan ekonomi, dan menjadi penyumbang berbagai pelayanan sosial
di banyak negara di seluruh dunia.
Sedang gereja Ortodok yang terkenal di Yunani dan Rusia
mengklaim menjadi salah satu gereja yang benar Kristus, dan berusaha untuk
menelusuri asal-usulnya kembali kepada rasul asli melalui rantai tak terputus
dari suksesi apostolik. Pemikir ortodoks perdebatan status spiritual
Katolik Roma dan Protestan, dan beberapa masih menganggap mereka bidah. Seperti
Katolik dan Protestan, bagaimanapun, orang percaya Ortodoks menegaskan
Tritunggal, Alkitab sebagai Firman Allah, Yesus sebagai Allah Putra, dan banyak
ajaran alkitabiah lainnya. Namun, dalam doktrin, mereka memiliki lebih banyak kesamaan
dengan Katolik Roma daripada yang mereka lakukan dengan Kristen Protestan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal-usul gereja Katolik Roma, dan
perkembangannya?
2. Bagaimana asal-usul gereja Ortodok Timur, dan seperti apa
perkembangannya?
BAB II
ASAL USUL DAN PERKEMBANGAN GEREJA KATOLIK ROMA
A. Asal
Usul Gereja Katolik Roma
Secara terminilogi Gereja Katolik Roma pertama kali digunakan oleh kaum
Protestan untuk menyebut seluruh Gereja yang setia kepada Uskup Roma. Namun
nama ini juga digunakan oleh umat Katolik sendiri sejak abad ke-17, baik dalam bahasa Inggris, bahasa
Perancis, maupun bahasa Latin, untuk memperkenalkan iman mereka terutama dalam
hal persekutuan mereka dengan tahta keuskupan Roma. Di kawasan Timur Tengah,
sebutan Gereja Katolik Roma dapat pula berarti Gereja Melkit, atau Gereja
katolik yang menggunakan Ritus Latin, atau bahkan bisa berarti Gereja Katolik
di kota Roma, Italia[1]. Awalnya, jemaat Kristen berada di bawah kepemimpinan
besar lima daerah, yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma.
Roma merupakan kursi dari suksesor Santo Petrus yang mendapat julukan
"Pangeran Para Rasul" sebagai tanda persatuan Gereja[2].
Perpecahan-perpecahan besar dalam struktur Gereja
sebagai lembaga tercatat sebagai berikut:
·
Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431),
yang menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang
menolak hasil keputusan ini adalah Kristen Persia,
gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Asiria
Timur.
·
Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451).
Konsili ini menolak monofisit.
Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental Ortodoks.
·
Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi
pada abad 11. Masalah perbedaan doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman
Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja Katolik pun terbagi menjadi
dua, yaitu "Barat" dan "Timur". Inggris, Perancis, Roma
dan negara-negara Skandinavia termasuk
Gereja "Barat" (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani,
Rusia, Suriah,
Mesir termasuk dalam Gereja "Timur"
(Gereja Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.
·
Perpecahan terbesar dalam Gereja Katolik Roma terjadi
pada abad ke-16 dengan adanya Reformasi Protestan yang
melahirkan gereja-gereja Protestan.
·
Perpecahan terakhir terjadi ketika Raja Henry VIII dari Inggris memisahkan seluruh gereja-gereja di
kerajaannya dari persekutuan dengan Paus karena permintaannya
untuk menikah kedua kalinya sementara istri pertamanya masih hidup ditolak.
Kelompok gereja inilah yang dikenal sebagai Gereja Anglikan Inggris.
Seluruh grup di atas kecuali
Protestan masih menyebut persekutuan mereka sebagai Katolik. Dewasa ini,
semakin banyak Gereja-Gereja Timur yang kembali ke dalam persekutuan penuh
dengan Roma, namun dengan tetap mempertahankan tata cara beribadah mereka.
Kelompok ini dikenal dengan sebutan Gereja Katolik ritus Timur.
Dalam hubungannya dengan Gereja-Gereja
lain, nama Gereja Katolik yang dipergunakan, dan untuk urusan internal
digunakan nama Gereja. Sebagai contoh, dalam Katekismus Gereja Katolik, nama
Gereja digunakan ratusan kali, sedangkan nama Gereja Katolik hanya digunakan 24
kali, bahkan nama Gereja Katolik Roma sama sekali tidak digunakan.
Penggunaan nama "Gereja
Katolik" secara resmi diterima oleh beberapa Gereja Kristen lainnya, namun
kebanyakan dari mereka menggunakan istilah "Gereja Katolik Roma"
untuk menyebut Gereja ini. Meskipun demikian, dalam penggunaan secara informal,
bahkan oleh anggota-anggota Gereja lainnya istilah "Gereja Katolik"
difahami sebagai nama dari Gereja ini. Pada tahun 397 Masehi, Santo Agustinus
menjelaskan bahwa nama tersebut bahkan dipahami oleh mereka yang digolongkannya
sebagai kaum bidaah: Nama itu, yakni Katolik, yang bukannya tanpa alasan,
dengan dikelilingi begitu banyak bidaah, telah digunakan oleh Gereja; dengan
demikian, meskipun semua kaum bidaah ingin disebut Katolik, namun jika ada
orang asing bertanya dimanakah jemaat Katolik berkumpul, maka tak satupun kaum
bidaah yang berani menunjuk kapel atau rumahnya sendiri.
Singkatnya, baik nama "Gereja
Katolik", maupun "Gereja Katolik Roma" digunakan sebagai sebutan
alternatif bagi seluruh gereja "yang dipimpin oleh pengganti Petrus dan
oleh para uskup yang berada dalam satu komuni bersamanya."
B.
Perkembangan Gereja Katolik
Roma
Gereja Katolik didirikan oleh Yesus
dan Keduabelas Rasul, dilanjutkan oleh para uskup
sebagai penerus para rasul umumnya, dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus
khususnya. Istilah "Gereja Katolik" diketahui pertama kali digunakan
dalam surat dari Ignatius dari
Antiokhia pada tahun 107, yang menulis bahwa: "Di mana ada
uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus,
Gereja Katolik hadir di situ."
Selain itu, para penulis Katolik memberikan daftar
sejumlah kutipan dari para Bapa Gereja terdahulu yang mendukung bahwasanya
Tahta Keuskupan Roma memiliki otoritas yurisdiksional atau primasi atas
gereja-gereja lain, di lain pihak para penulis Ortodoks menolak klaim tersebut
yang merupakan salah satu dari pokok permasalahan di balik skisma Timur-Barat,
dengan secara historis memandang Sri Paus sebagai primus inter pares (yang
pertama di antara yang sederajat).
Di pusat doktrin-doktrin Gereja Katolik ada Suksesi Apostolik,
yakni keyakinan bahwa para uskup adalah para penerus spiritual dari Keduabelas
Rasul mula-mula, melalui rantai konsekrasi yang tak terputus secara historis. Perjanjian Baru berisi peringatan-peringatan
terhadap ajaran-ajaran yang sekedar bertopengkan Kekristenan, dan menunjukkan
bahwa para pimpinan Gereja diberi kehormatan untuk memutuskan manakah yang
merupakan ajaran yang benar. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja Katolik
adalah keberlanjutan dari orang-orang tetap setia pada kepemimpinan apostolik
(rasuli) dan episkopal (Keuskupan) serta menolak ajaran-ajaran palsu.
Pra Abad-Pertengahan
Sesudah melewati suatu periode awal yang diwarnai penganiayaan
secara sporadik namun intens, Kekristenan menjadi legal pada abad ke-4, ketika
Kaisar Konstantinus I mengeluarkan Edicta Milano (Edik Milano) pada tahun 313.
Konstantinus berperan penting dalam penyelenggaraan Konsili Nicea Pertama yang
merupakan konsili para uskup Gereja Katolik pada tahun 325, yang ditujukan
untuk melawan bidaah Arianisme dan merumuskan Kredo Nicea
yang digunakan oleh Gereja Katolik, Ortodoksi Timur, dan berbagai Gereja
Protestan. Pada tanggal 27 Februari 380,
Kaisar Teodosius I memberlakukan sebuah hukum yang menetapkan Kekristenan
Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dan memerintahkan untuk menyebut
yang lain dari pada itu sebagai bidaah.
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, Gereja Katolik
melewati suatu masa kegiatan dan ekspansi misi. Selama Abad Pertengahan
Katolisisme menyebar di antara bangsa Jerman (pada awalnya bersaing dengan
Arianisme), Viking, Polandia, Kroasia, Ceko,
Slowakia, Hungaria, Lithuania, Latvia,
Finlandia dan Estonia. Keberhasilan kehidupan monastik
menumbuhkan berbagai pusat pembelajaran, teristimewa yang paling masyhur di Irlandia dan Gallia,
serta berkontribusi bagi Abad Pencerahan Dinasti Carolingian (Carolingian
Renaissance). Di kemudian hari yakni pada kurun waktu Abad Pertengahan,
Sekolah-sekolah Katedral berkembang menjadi universitas-universitas
(Universitas Paris, Universitas Oxford, dan Universitas Bologna), cikal bakal
dari lembaga-lembaga pembelajaran Barat modern.
Penyebaran Gereja Katolik di
Indonesia
Penyebaran agama Katolik sudah dimulai sejak kedatangan
Portugis di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa misionaris pada abad ke-16
dan abad ke-17 di bagian timur seperti di Maluku dan Flores. Agama katolik baru
memasuki tanah Jawa pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels di Batavia
awal abad-19 dengan didirikan gereja pertama di sana pada tahun 1807 dan
disertai dengan diakuinya oleh Vatikan. Pada 2005, sekitar 3,05%–7.380.203 dari
241.973.879 penduduk Indonesia beragama
Katolik[3].
BAB III
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GEREJA ORTODOKS TIMUR
A. Sejarah Gereja Ortodoks Timur
Gereja Ortodoks,
adalah denominasi
gereja Kristen yang pengikutnya terutama berada di Eropa Timur dan daerah pesisir
timur Laut Tengah. Selain itu, Gereja
Ortodoks juga terdapat di India, Jepang, dan sekarang juga di Indonesia. Sejak 1054 M agama Kristen pecah menjadi dua aliran
besar yaitu gereja roma Katolik yang berpusat di Roma dan Gereja Ortodoks Timur
(Yunani) yang berpusat di empat keuskupan, yakni Alexandria, Antiochos,
Konstantinopel, dan Yarussalem. Kemudian uskup/patriarch
di Konstantinopel dipandang sebagai yang memilikikeutamaan lebih dari yang
lain, karena antara lain bahasa Greek (latin) menjadi bahasa asli kitab
Perjanjian Baru.
Sekalipun terdapat perbedaan dan persamaan diantara dua
aliran tersebut, keduanya bisa memperoleh banyak pemeluk di berbagai negara
seperti Albania, Bulgaria, Georgia, Yunani, Polandia, Rumania, Rusia, Sernia,
dan Sinai. Masing-masing negara tersebut mempunyai organisasi-organsasi yang
mengatur dirinya sendiri yang juga mempunyai hubungan erat antara negara yang
satu dengan yang lainnya, karena, masing-masing gereja menganggap bahwa dirinya
termasuk anggota eukumuni (kumpulan seagama) Gereja Ortodoks Timur tersebut.
Gereja Ortodoks Timur ini adalah aliran yang lebih mementingkan metode-metode
yang bersifat mistis dari pada rasional serta tradisional. Keorganisasian tidak
dipandang sebagai faktor penting untuk menghimpun dan memimpin
pengikut-pengikutnya. Masing-masing negara dapat membentuk organisasi gereja
sendiri-sendiri yang dikoordinir oleh seorang uskup.
Bila dibandingkan dengan gereja lainnya dalam metode
pengamalan agama, maka gereja Ortodoks Yunani (Timur) ini lebih dekat kepada
gereja Katolik Roma dibandingkan dengan gereja Kristen Protestan, baik dalam
hal ritual (upacara agama) maupun dalam paham-paham/ kepercayaan terhadap
kegaiban (miracle).
Gereja ini sering disebut juga Gereja Kristen Yunani
Ortodoks. Kata ortodoks yang menjadi predikat agama ini menunjukkan isi dan
corak ajarannya yakni konservatif (kolot). Kata ortodoks diberikan oleh
orang-orang Barat yang bukan pemeluk agama tersebut, sehingga secara otomatis
mengandung arti seolah-olah tidak mau mengadakan perubahan-perubahan, tampak stastis,
tidak berkembang sesuai dengan kebudayaan modern. Akan tetapi, Gereja Ortodoks
Timur pada kenyataannya secara mental psikologis gereja tersebut mendorong
pemeluknya untuk berpiki maju dalam hal keduniawian.[4]
Perpecahan Besar:
Doktrin Gereja Kristen ditetapkan pada Konsili Nicea (325
M) dimana para pemimpin dari semua komunitas Kristen berkumpul. Gereja Timur
mengakui otoritas dari konsili Nicea (325M), Konstantinopel I (381M), Efesus
(431M), Chalcedon (451M), Konstantinopel II (553M), Konstantinopel III (680M),
dan Nikea II (787M) walaupun pada awalnya pemeluk Kristen Timur dan Kristen
Barat memiliki Iman yang sama, kedua tradisi masing-masing mulai memisahkan
mereka sejak konsili Ecumenis ke-7 pada tahun 787M, pemisahan tersebut akhirnya
terjadi setelah konflik dengan Roma yang dikenal sebagai Perpecahan Besar pada
tahun 1054. Menurut keterangan, hal tersebut terjadi setelah Paus menyatakan
hak atas kekuasaan tertinggi dan Doktrin tentang Roh Kudus. Pemisahan tersebut
akhirnya terjadi bersamaan dengan gagalnya konsili Florence pada abad ke-15.
Namun demikian, dalam pemikiran sebagian besar umat
Orthodox, salah satu penyebab yang lain adalah perampokan Konstantinopel pada
tahun 1204 selama perang salib ke-4 (Kristen Barat). Perampokan Konstantinopel
oleh pasukan perang salib akhirnya menyebabkan jatuhnya ibu kota Byzantium ke
pemerintahan Islam pada tahun 1453. Peristiwa tersebut tidak pernah terlupakan.
Perpisahan antara Gereja Timur dan Gereja Barat secara perlahan-lahan terjadi
beberapa abad setelah terpecah-pecahnya kerajaan Romawi. Pada akhirnya, ketika
Gereja Timur mempertahankan prinsip bahwa Gereja harus memakai bahasa lokal
dari komunitasnya (Yunani), bahasa Latin kemudian menjadi bahasa yang
dipergunakan di Gereja Barat. Sebelum terjadinya pemisahan, lima kepatriarkhan
utama adalah Roma, Konstantinopel, Alexandria, Antiokia dan Yerusalem.Setelah
pemisahan terjadi dengan Roma, Orthodox kemudian menjadi Timur dan masyarakat
kristen dominan terdapat di Timur Tengah, banyak terdapat di Asia Kecil, Rusia
dan Negara-negara Balkan.
Persamaan dan Perbedaan
Persamaan dan perbedaan antara Gereja Ortodoks Timur
dengan Gereja Roma Katolik adalah:[5]
1. Gereja
Ortodoks Timur mengakui juga adanya 7 macam sakremen[6]
seperti yang diakui oleh Gereja Roma Katolik (persamaan)
2. Gereja
Roma Katolik memusatkan segala harapan kepada Paus, sedangkan Gereja Ortodoks
Timur tidak mengakui adanya pengganti Yesus Kristus, yaitu Paus (perbedaan)
3. Gereja
Roma Katolik merasa berhak menentukan ketetapan-ketepan yang di luar kitab
suci, sedangkan Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa hanya kitab suci yang
jadi sumber, dangereja dapat mentafsirkan hanya 7 kali di dalam “Tujuh Dewan
Eukumuni” yang pernah diadakan pada sebelum tahun 787 M.[7]
(perbedaan)
4. Gereja
Ortodoks Timur tidak menganggap dirinya sebagai badan/ lembaga yang bertugas
melakukan pengajaran atas orang lain seperti Gereja Roma Katolik, tetapi
masalah keimanan Kristen adalah tergantung pada masing-masing gereja. Ruh suci
tetap memelihara keterangan-keterangan, penegasan-penegasan, pernyataan-pernyataan
resminya dari kesalahan. (perbedaan)
5. Menurut
Gereja Roma Katolik hanya gereja (pejabat suci gereja) yang dapat memberi
petunjuk orang lain kepada kebenaran Tuhan Gereja Ortodoks Timur, sedang Gereja
Ortodoks Timur beranggapan bahwa kebenaran Tuhan terbukti melalui “hati nurani
manusia”. (perbedaan)
6. Gereja
Roma Katolik memandang hanya gereja Roma Katolik yang terjaga dari kesalahan,
sedangkan Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa roh suci menjaga jiwa orang
Kristen keseluruhannya dari perbuatan salah. Roh suci memasuki dunia melalui
jiwa dan hati orang-orang Kristen sebagai keseluruhan (perbedaan)
7. Gereja
Ortodoks Timur lebih mementingkan segi-segi mistis (tasawuf) dari pada
hukum-hukum serta rasio (akal) dalam beragama
8. Kepala
pusat Gereja Ortodoks Timur adalah seorang Patriarch/ uskup yang wewenang dan
haknya hanya sebagai koordinator gereja-gereja yang ada di setiap negara. Dia
bukan wakil Yesus Kristus tetapi hanya kepala tituler dan gereja
9. Pendeta-pendeta
tidak perlu celibat (wadat), boleh kawin. Sedang Gereja Roma Katolik melarang
pejabat-pejabat gereja kawin. Pendapat Gereja Ortodoks Timur sama dengan Gereja
Kristen Protestan (perbedaan)
10. Menurut
Gereja Ortodoks Timur, orang awam boleh membaca al- Kitab (Bible) baik
dalam kebaktian resmi maupun mengajarkannya kepada orang lain. Sedangkan Gereja
Roma Katolik beranggapan bahwa hanya gereja yang berwenang mengajarkan
al-Kitab. Pandangan Gereja Roma Katolik sama dengan Gereja Kristen Protestan
11. Mysticism
merupakan ajaran praktis Gereja Ortodoks Timur bagi orang awam. Hal-hal yang
bersifat mistis terbuka bagi setiap orang untuk meningkatkan hidupnya kepada
kemegahan Tuhan, sedangkan Gereja Roma Katolik dan Protestan menitikberatkan
cita-cita mencapai kerajaan surga
12. Gereja
Ortodoks Timur memandang, sama derajat antara orang awam denagan
pendeta-pendeta Kristen yaitu mereka sama-sama menjadi bagian dari jiwa Kristus
yang berfungsi dalam diri mereka secara kolektif. Sedangkan Gereja Roma Katolik
menganggap pendeta-pendeta adalah orang suci yang mewakili Yesus Kristus di
dunia
13. Administrasi
Pejabat Gereja Roma Katolik adalah bersifat herarkhis, sedang Gereja Ortodoks
Timur tergantung atas keputusan dikalangan awam sendiri.[8]
B.
Perkembangan Gereja Ortodoks Timur
Berdasarkan
jumlah penganut, Ortodoksi Timur adalah komuni Kristiani terbesar kedua di
dunia sesudah Gereja Katolik Roma.
Estimasi paling umum mengenai jumlah umat Kristiani Ortodoks Timur di seluruh
dunia berkisar antara 150-350 juta jiwa. Ortodoksi Timur adalah agama tunggal
terbesar di Belarusia (89%), Bulgaria (86%), Republik Siprus
(88%), Georgia (89%), Yunani
(98%), Republik Makedonia (70%), Moldova (98%), Montenegro (84%), Romania (89%), Rusia
(88%), Serbia (88%), dan Ukraina (83%). Ortodoksi Timur juga merupakan
agama dominan di Republika Srpska (92%)
entitas di Bosnia dan
Herzegovina, serta agama dominan di Kazakhstan Utara (48% dari populasi Kazakhstan). Selain itu, ada pula sejumlah
besar komunitas Ortodoks di Afrika, Asia,
Australia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Cabang Gereja Ortodoks
Doktrin Kehidupan dan Ibadah:
Kekristenan Timur menekankan jalan kehidupan dan
kepercayaan di ungkapkan terutama melalui ibadah. Dengan mempertahankan bentuk
Ibadah/Penyembahan kepada Tuhan yang benar, secara turun temurun sejak awal
mula kekristenan. Kekristenan Timur percaya bahwa mereka mengakui ajaran Tuhan
yang benar pada jalan yang benar (Orthodox). Kitab Gereja Orthodox sama seperti
sebagian besar Gereja-Gereja Barat, kecuali Perjanjian Lama yang bukan didasarkan
pada kitab bahasa Yahudi (Ibrani), tetapi pada bahasa Yunani kuno (Jewish) yang
diterjemahkan menjadi bahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Kebijaksanaan
para Bapa Gereja merupakan pusat jalan kehidupan Orthodox sebagai pewaris masa
kini dari Iman dan Gereja yang benar yang diwariskan secara turun temurun dari
bentuknya yang paling murni. Dengan mempertahankan kemurnian warisan ajaran
dari para Rasul, umat dituntun untuk lebih mengenal inspirasi dari Roh Kudus
yang hadir baik di masa lalu dan juga dimasa kini.
Kehidupan Doa dan Ibadah:
Pusat dari penyembahan dan kepercayaan/ keyakinan adalah
Ekaristi yang dikelilingi dengan penyembahan kepada Tuhan yang berupa untaian
Doa-doa. Doa-doa tersebut di kidungkan terutama pada saat matahari terbit dan
terbenam, dan juga pada waktu-waktu tertentu lainnya dari pagi hingga malam
hari. Doa pribadi mempunyai peran penting dalam kehidupan kekristenan Orthodox.
Bagi kebanyakan umat Kristen Orthodox, sebuah doa yang cukup penting adalah Doa
Puja Yesus. Bentuk umum dari Doa Puja Yesus, yaitu Tuhan Yesus Kristus Putra
Allah, Kasihanilah aku, orang berdosa ini dan diulangi berkali-kali. Tujuan
dari pengulangan-pengulangan ini adalah agar umat dapat berkonsentrasi penuh
hanya kepada Allah.
Puasa dan Doa:
Puasa dan Doa mempunyai peran cukup penting juga dalam
kehidupan umat Kristen Orthodox. Seperti terlihat bahwa puasa dapat menjadi
Landasan dari semua yang baik. Latihan tubuh yang disiplin dapat membuat umat
untuk konsentrasi pikiran secara total untuk memeprsiapkan diri untuk berdoa
dan juga untuk hal-hal spiritual lainnya. Ada empat periode puasa utama, yaitu
:
1. Puasa
Agung: 40 hari selama masa pra-Paskah atau disebut juga Puasa Catur Dasa (40
hari).
2. Puasa
Para Rasul : Delapan hari setelah pentakosta sampai tanggal 28 Juni diakhiri
dengan hari raya St.Peter dan St.Paul.
3. Puasa
Bertarak : Dimulai tanggal 1 Agustus dan berakhir pada 14 Agustus (menjelang
peringatan kematian Bunda Maria).
4. Puasa
Natal : Dimulai tanggal 15 November dan berakhir pada 24 Desember Dan juga
setiap hari Rabu dan Jumat, Umat dihimbau untuk berpuasa.
Perayaan Natal Orthodox:
Perayaan Natal dirayakan oleh umat Orthodox di Eropa
Timur, Eropa Tengah dan di seluruh dunia pada tanggal 7 Januari berdasarkan
penanggalan Gregorian atau 25 Desember, berdasarkan penanggalan Julian (13 hari
setelah perayaan Natal oleh umat Kristen lain). Di Timur, Perayaan Natal
dimulai dengan puasa 40 hari yang dimulai pada tanggal 15 November. Waktu puasa
ini adalah waktu untuk merefleksikan diri, mengendalikan diri dari hawa nafsu
dan Penyembuhan dari dalam diri melalui Sakramen Pengakuan Dosa. Pada umumnya,
Pada malam Natal, Umat kristen Orthodox yang taat dan setia berpuasa sampai
tengah malam, hingga bintang pertama muncul. Ketika bintang mulai muncul, umat
mempersiapkan meja untuk perjamuan / makan malam Natal.
Pada hari Natal, umat mengambil bagian dalam Liturgi Suci
setelah beberapa umat berjalan dalam arak-arakan menuju laut, sungai, dan
danau. Semua orang berkumpul ditengah suasana bersalju untuk upacara
pemberkatan air. Kadang-kadang sungai tersebut membeku sehingga orang-orang
mebuat lubang di es untuk memberkati air tersebut. Beberapa orang membawa
pulang air tersebut untuk memberkati rumah mereka. Kemudian diadakan perjamuan
bersama di dalam rumah-rumah dimana setiap orang diundang untuk bergabung
makan-minum bersama dan bergembira.
Ada
persamaan dan perbedaan antara perayaan Natal di Timur dan di Barat. Perayaan
Natal di Timur memiliki keterikatan sosial dan keluarga yang kuat, demikian
pula di Barat. Perayaan Natal membawa orang dari semua generasi bersama-sama
merayakan kelahiran Yesus Kristus. Namun, tidak seperti di Barat, dimana
Perayaan Natal berkedudukan paling tinggi dari perayaan-perayaan lainnya; di
Timur perayaan tertinggi terletak pada Perayan Paskah, dipusatkan pada salib
dan kebangkitan Kristus, yang merupakan festival terbesar sepanjang tahun.
Juga, dalam perayaan Natal Orthodox Timur, meniadakan bagian
komersial/perdagangan yang merupakan tipe di Barat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Awalnya, jemaat Kristen berada di bawah
kepemimpinan besar lima daerah, yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma.
Agama Kristen terprcah menjadi Katolik dan Protestan.
Gereja
Katolik didirikan oleh Yesus dan Keduabelas
Rasul, dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul umumnya,
dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus khususnya. Dalam ajaran Gereja Katolik Roma adalah Gereja Kristen
terbesar di dunia, dan mengklaim memiliki semilyar anggota, yakni kira-kira
setengah dari seluruh umat Kristiani dan seperenam dari populasi dunia. Istilah
"Gereja Katolik" diketahui pertama kali digunakan dalam surat dari Ignatius dari
Antiokhia pada tahun 107. Selama
Abad Pertengahan Katolisisme menyebar di antara bangsa Jerman (pada awalnya
bersaing dengan Arianisme), Viking, Polandia, Kroasia, Ceko,
Slowakia, Hungaria, Lithuania, Latvia,
Finlandia dan Estonia. Keberhasilan kehidupan monastik
menumbuhkan berbagai pusat pembelajaran, teristimewa yang paling masyhur di Irlandia dan Gallia,
serta berkontribusi bagi Abad Pencerahan Dinasti Carolingian (Carolingian
Renaissance). Katolik Roma juga
berkembang di bidang Politik, Ekonomi dan penyebarannya hingga di Indonesia
pada abad ke-16 yang dibawa oleh missionaris.
Gereja Ortodoks Timur telah menyatakan beberapa suara
besar gereja, dan meskipun ada banyak dalam tradisi Ortodoks yang memiliki
keselamatan asli hubungan dengan Yesus Kristus, gereja Ortodoks itu sendiri
tidak berbicara dengan pesan yang jelas yang dapat diselaraskan dengan Kitab
Suci Injil Kristus. Gereja ini sering disebut juga Gereja Kristen
Yunani Ortodoks. Kata ortodoks yang menjadi predikat agama ini menunjukkan isi
dan corak ajarannya yakni konservatif. Dalam perkembangannya gereja ini berkembang pesat di Yunani,
Moldova dan merupakan agama dominan di Republika Srpska.
Daftar Pustaka
Arifin, H.M., Muenguak Misteri Ajaran Agama-agama
Besar, Jakarta: PT Golden Terayon
Press, 1997
Mansur, Sufa’at,
Agama-Agama Besar Mas Kini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011
[2] http://lavianomaia.blogspot.com/2009/04/gereja-katoloik.html.
diakses 29 November 2011
[3]
www.wikipedia.com
diakses, 29 November 2011
[4]
H.M. Arifin, Muenguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta:
PT Golden Terayon Press, 1997), hl: 157
[5]
Sufa’at Mansur, Agama-Agama Besar Mas
Kini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hl:194-198
[6]
Tujuh Sakramen adalah Pembaptisan, Krisma, Ekaristi, Imamat, Pernikahan, Pengakuan dosa, Pengurapan orang
sakit
[7]
Semua keputusan Eukumuni gereja dirumuskan dalam bentuk Kredo sebagai suatu
keyakinan. Dan tidak perlu diadakan suatu usaha ”Pembaharuan”, misalnya tentang
usaha pensucian (misa), tentang benih kejadian Yesus yang bersih atau suci dari
dosa, tentang pandangan yang bersifat kejasmanian oknum maria, dan lainnya yang
telah ditetapkan oleh Gereja Roma Katolik sebagai dogma setelah timbulnya
perpecahan.
[8]
Dalam hal ini, pejabat gereja seperti Patriarch tidak punya kekuasaan apa-apa.
Misalnya masing-masing kongregasi jemaat memilih pendetanya masing-masing yang
kemudian diangkat oleh Patriarch. Tanpa pemilihan lebih dulu, Patriarch tidak
dapat mengangkat orang jadi imam. Nampak lebih demokratis daripada Roma
Katolik.
maaf hanya ingin menginformasikan Paus adalah pengganti Petrus, bukan pengganti Yesus. Yesus tidak tergantikan.
BalasHapusSalam sejahtera.
HapusSepertinya dalam tulisan ini memang tidak ada pernyataan seperti itu, baik dalam pendahuluan, isi maupun kesimpulan.
Coba perhatikan, di bab terakhir dituliskan "Gereja Katolik didirikan oleh Yesus dan Keduabelas Rasul, dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul umumnya, dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus khususnya."
Yesus Kristus Tuhan memang tidak tergantikan.
Terima kasih untuk karya tulisnya, sungguh memberkati saya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBahasa yunani itu bukan jewish
BalasHapusJewish itu artinya yahudi coba buka saja di kamus bahasa inggris...
Tolong kalau menulisa yg benar