Kristen Protestan
Gereja Protestan atau
yang disebut juga Gereja Reformasi pada mulanya lahir dan merupakan hasil dari
suatu gerekan reformasi di kalangan Gereja Kristen di Eropa. Di Indonesia
Gereja-gereja sebagian berada di bawah naungan DGI (Dewan Gereja-gereja
Indonesia) yang mempunyai tujuan pembentukan Gerja Kristen yang Esa di
Indonesia. Dalam hal koordinasi lembaga-lembaga Kristen, Gereja, Badan dan
yayasan yang terdaftar pada Ditjen Bimas Kristen Protestan Departemen Agama
dapat dibedakan tiga golongan, yaitu golongan gereja, golongan Missi dan
golongan Pekabaran Injil. Sedangkan susunan organisasi gereja-gereja Kristen Protestan dalam wilayah Negara Kesatuan R.I.
dibedakan dalam tiga kelompok. Pertama, gereja dan golongan Missi
Protestan di luar DGI, terdiri atas gereja-gereja yang memiliki organisasi
tingkat nasional, propinsi dan setempat/ sekota. Kedua, gereja-gereja
Pantekosta di luar DGI, terdiri masing-masing atas orgaisasi tingkat nasional,
propinsi dan setempat/ sekota dan dalam taraf gerakan Pantekosta di Indonesia.
Pada pokoknya kehidupan dan pekerjaan gereja ini ditujukan khusus ke dalam,
diutamakan kebaktian dan penginjilan. Ketiga, gereja-gereja Protestan
dan Pantekosta anggota DGI. Di samping itu, terdapat beberapa Gereja/ lembaga
yang tidak termasuk dalam tiga kelompok di atas, gereja ini lahir dari berbagai
alasan dan latar belakang seperti memisahkan diri dari suatu gereja induknya
akibat perselisihan, fanatisme kekuasaan dan lainnya.
Bentuk pelayanan yang paling
lama dan luas dilakukan oleh zending dan gereja-gereja di Indonesia sejak abad
XVII ialah pendidikan dan persekolahan, kemudian juga pelayanan seperti di
bidang kesehatan dan medis. Dan pelayanan yang terakhir adalah menolong
anak-anak atau orang-orang terlantar
dalam bentuk rumah-rumah panti asuhan. Selain itu, gereja-gereja Kristen
Protestan juga menyadari akan pentingnya peranan wanita, sehingga kemudian
muncul banyak organisasi wanita yangbersifat intern, di antaranya Komisi
Wanita, Seksi Wanita, Organisasi Wanita, Persatuan Wanita. Selain itu ada juga
PWKI (Persatuan Wanita Kristen Indonesia) pada tahun 1946, dengan program kerja
meliputi bidang kerohanian, pendidikan sosial, dan kesehatan.
Kristen Katolik
Embrio dari adanya Gereja
Katolik Indonesia dimulai dengan pewartaan injil secara kontinu oleh
Serikat-serikat Biarawan. Sedangkan struktur Hierarki Gereja Katolik
berdasarkan dekrit Sri Paus yang dibagi tujuh propinsi (Jakarta, Semarang,
Medan, Pontianak, Padang, Ende, Merauke) gerejawi yang berstatus Keuskupan
Agung, dan tiap Keuskupan Agung membawahi beberapa Keuskupan Sufragan. Dalam
struktur Hirarki Gereja katolik terdapat adanya lembaga-lembaga kebiaraan
seperti Ordo-ordo/ Kongregarasi-kongregarasi Pater, Bruder/ Fraterdan Suster.
Ordo atau Kongregrasi tersebut adalah suatu cara atau modus hidup bersama dalam
satu serikat atau perkumpulan terdiri dari sejumlah orang untuk suatu tujuan
hidup lebih sempurna berdasarkan suatu anggaran dasar yang menurut bahasa Ordo/
Kongregrasi dinamakan konstitusi yang inti dari hidupnya terikrarkan dalam tiga
kaul, yaitu kaul kemiskinan, kaul ketaatan dan kaul kesucian.
Dalam struktur pelayanan
dan penggembalaan Gereja Katolik terdapat pula adanya Karya kepausan yang
terdiri dari lima segi, Union Missionary (Persatuan Missi Kepausan),
Serikat penyebaran Iman, Serikat Santo Petrus Rasul (mengurus tentang seminari
dan pendidikan), Serikat Kanak-kanak Suci dan kaum Remaja, Apostolat dari
Anak-anak untuk Anak-anak. Karya Kepausan tersebut bertujuan untuk mengajar
seluruh umat berdoa dalam memenuhi perintah tuhan yaitu menyebarkan agama
keseluruh bangsa, dengan kata lain “Evangelisasi” (penginjilan).
KELEMBAGAAN AGAMA HINDU DAN
BUDDHA
Agama
Hindu
Parisada Hindu Dharma
yang dulu bernama Parisada Hindu Bali didirikan pada tanggal 23 Februari 1959.
Sebagaimana yang tersebut di dalam “Piagam Parisada” bahwa lembaga ini
bertujuan untuk mengatur, memupuk dan memperkembanhkan kehidupan umat yang
memeluk agama Hindu. Status Parisada Hindu Dharna adalah merupakan pengurus pusat
yang berkedudukan di Denpasar/ Bali, bersifat keagamaan Hindu bali dan
mempunyai fungsi kooardinasi atas segala kegiatan keagamaan Hindu Bali. Dalam
hal lembaga-lembaga, dalam agama Hindu terdapat Lembaga teologi, dalam artian
tata keagamaan meliputi kesulinggihan/ pendeta, upacara dan tempat suci. Selain
itu, ada juga Lembaga yang lain, meliputi Awig-Awig Krama Subak, Dharma Laksana
Desa, Yayasan pendidikannya adalah yayasan Dwijendral. Dalam hal hubungan antar
lembaga-lembaga yang lain adalah dilakukan sebagai rasa tanggung jawab urusan
ke dalam maupun ke luar yang dilakukan oleh pimpinan Parisada. Demikian pula
dengan hubungan-hubungan organisasi di luar negeri maupun organisasi-organisasi
berdasarkan keagamaan lain yang syah perlu dibina dan dikembangkan menjadi
tanggung jawab Parissada.
Agama
Buddha
GTI (Gabungan Tri Dharma
Indonesia) yang berdiri di Jakarta pada masa penjajahan Belanda bertujuan untuk
mempelajari agama Budha, Konghucu dan Lautse. Perkumpulan ini pula yang
mempelopori perkembangan agama Buddha pada masa penjajahan dan setelah
kemerdekaan Indonesia. Sedangkan PTI hanyalah merupakan perkenalan orang Buddha
terhadap sistem kelembagaan. Dalam tahun 1945 perkembangan agama Buddha secara
organisir dimulai, dengan berdirinya persaudaraan Upasakan dan Upasika
Indonesia (PUUI) dengan pendirinya Bikkhu Ashin Jinarkkhita. Tujuan dari
beridirnya PUUI adaah sebagai alat bantu Bikkhu Ashin Jinarkkhita dalam
usahanya menyebarkan agama Buddha di Indonesia. Pada tahun 1958 usaha tersebut
membuahkan hasil dan penganut umat Buddha di Indonesai bertambah sehingga
memungkinkan didirikannya Perhimpunan Buddhis Indonesia yang kemudian terkenal
dengan sebutan Perbudhi.
Dalam tahun 1959 di
Indonesia telah ditahbiskan beberapa bhikkhu, selain itu berdatangan juga
bhikkhu dari luar negeri, maka didirikanlah Sangha yakni persaudaraan antar
bhikkhu dan samanera dengan nama Sangha Suci Indonesia, yang dalam
perkembangannya berganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia. Perpecahan Maha
Sangha Indonesia diawali dengan perpecahan Perhimpuunan Buddhis Indonesia
menjadi beberpa ormas Buddhis yaitu Musyawarah Umat Budha seluruh Indonesia dan
Buddhis Indonesia. Dengan demikian terdapat tiga ormas Buddhis di Indonesia,
yaitu Perbudhi, Buddhis Indonesia dan Musyawarah Umat Budha seluruh Indonesia
yang kemudian berubah menjadi Buddha Dharma Indonesia. Majelis-majelis agama
Buddha yang ada di Indonesia dihimpun dalam wadah tunggal dengan nama Majelis
Agung Agama Buddha Indonesia (MABI), tetapi kemudian Mabi diganti menjadi Perwalian
Umat Buddha Indonesia (WALUBI) di mana seluruh majelis agama Buddha yang ada di
Indonesia menjadi anggota. Demikian pula sangha yang terdiri atas Sangha Agung
Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar