Jumat, 11 November 2011

MEMAHAMI KEBERADAAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA YAHUDI


A.    Prinsip Ajaran
Agama Yahudi hanya mempercayai satu Tuhan yaitu "Yahweh" yang artinya Yang Maha Esa. Kata Yahweh berasal dari anggapan agama Yahudi bahwa ada empat huruf mati yaitu "YHWH", yang dinamakan "Tetra Gramaton" yang dipandang suci dan hanya digunakan untuk memanggil nama Tuhan Yang Maha Esa itu. Jadi, Yahweh adalah Tuhan bagi agama Yahudi. Menurut keyakina nmereka dia Maha Esa dan hanya merupakan Tuhan bagi bangsa Israel semata. Sedang anak-anak Israel adalah bangsa pilihan Tuhan di antara bangsa-bangsa lainnya. Selain itu, bangsa Yahudi juga berkeyakinan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk mereka. Dia menciptakan bangsa-bangsa yang lain, semata-mata agar bangsa lain tersebut mengabdikan diri kepada mereka. Mereka sajalah yang pada hakikatnya adalah manusia, sedangkan yang lainnya sejatinya hanyalah budak dan pelayan yang sederajat dengan hewan.
Yahweh, Tuhan Israel berfirman kepada bangsa pilihan-Nya: "Kamu akan menjadi bagi-Ku Kerajaan Imam dan Bangsa yang Kudus. "{Keluaran 19:6}. Dia juga tidak lupa berpesan kepada mereka: "Engkau akan diberkati lebih dari segala bangsa...Engkau haruslah melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, janganlah engkau merasa sayang kepada mereka. "{Ulangan 7:14-16}. Kemudian Sepuluh Perintah Tuhan yang salah satunya berisi: "Jangan menyebut Nama Yahweh dengan sia-sia", menjadikan bangsa Yahudi takut untuk memanggil Tuhan Yang Maha Esa itu dengan menggunakan empat huruf mati tersebut. Akhirnya lama kelamaan penggunaan Tetra Gramaton tersebut menjadi hilang, dan mereka kemudian menggantinya dengan sebutan "Elohim", atau "Eli" atau kadang-kadang dengan sebutan "Adonai". Dan ini berlaku hingga sekarang. Namun pada abad ke-19, ke empat huruf mati tersebut, kembali dipanggilkan oleh orang Barat Kristen dengan sebutan "Yehovah".
Adapun mengenai sepuluh perintah, ini merupakan asas pokok dalam keyakinan dan ibadah Yahudi. Sepuluh perintah diterima oleh Musa dari Yehovah di atas Bukit Sinai melalui dua loh batu (lempengan batu bertulis atau prasasti), yang berbunyi :
1.    Jangan menyembah kepada selain Yahweh.
2.    Jangan menyembah patung atau berhala atau gambar.
3.    Jangan menyebut Nama Yahweh dengan sia-sia.
4.    Muliakan dan sucikan hari Sabat (Sabtu).
5.    Hormati Ibu Bapak,maka dipanjangkanlah umurmu.
6.    Jangan membunuh saudaramu.
7.    Jangan berzinah.
8.    Jangan mencuri.
9.    Jangan bersumpah palsu.
10.              Jangan menginginkan kepunyaan saudaramu tanpa hak.
Agama Yahudi mempunyai kitab suci yang bernama "Bib-Lia" atau "Bibel" (penamaan barat) atau "Al-Kitab" (penamaan arab). Keseluruhan isi Al-Kitab ini yang disebut oleh pihak Kristen dengan "Old Testament" atau "Perjanjian Lama", terbagi dalam tiga bahagian besar:
1.    Torah/ Taurat, yang artinya ajaran atau pengajaran, berisi lima buah kitab;
a.       Genesis atau Kitab Kejadian, berisi kisah kejadian alam raya, Adam dan Eva (Hawa, penamaan islam), turunan-turunannya sampai kepada peristiwa Yusuf (Yosep).
b.      Exodus atau Kitab Keluaran, berisi kisah Bani Israel di bawah pimpinan Musa keluar dari Mesir, melepaskan diri dari kekejaman Fir'aun, mengembara 40 tahun di semenanjung Sinai (Padang Tih), percakapan Musa dengan Yehovah (Allah Yang Maha Esa) serta turunnya sepuluh Perintah Tuhan.
c.       Leviticus atau Kitab Imamat Orang Lewi, berisikan himpunan hukum-hukum agama atau syari'at Yahudi.
d.      Numbers atau Kitab Bilangan, berisikan cacah jiwa keturunan dari 12 suku Israel pada masa Musa.
e.       Deutoronomy atau Kitab Ulangan, berisi ulangan kisah keluaran dan imamat.

2.    Nebiim, artinya Nabi-Nabi, yang terbagi menjadi 2 bagian;

a.       Nebiim Risy Onim (Kitab Nabi-Nabi Terdahulu), terdiri dari:
·      Kitab Yosua.
·      Judges atau Kitab Hakim-Hakim.
·      Kitab Samuel I dan Kitab Samuel II
·      King atau Kitab Raja-Raja I dan Kitab Raja-Raja II.
b.      Nebiim Akharonim (Kitab Nabi-Nabi Kemudian), terdiri dari:
·      Kitab Yesaya
·      Kitab Yeremiah.
·      Kitab Yehezkiel.
·      Kitab Tere Asar (12 Nabi-Nabi Kecil) atau Minor Prophets yaitu; Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, dan Maleakhi.

3.    Khetubiim, artinya Kidung Pujian untuk kebaktian, hikmah, bimbingan dan nasehat. Terdiri dari 12 Kitab;
a.       Psalms atau Mazmur atau Zabur (penamaan islam)
b.      Proverbs atau Amsal Salomo (Sulaiman,penamaan islam)
c.       Job atau Kitab Ayub.
d.      Songs Of Solomon atau Kitab Syirul Asyar atau Kidung Agung Salomo
e.       Kitab Ruth
f.       Lamentations atau Kitab Nudub Jeremia atau Kitab Ratapan Yeremiah.
g.       Ecclesiastes atau Kitab Al-Khattib atau Kitab Pengkhotbah.
h.      Kitab Esther.
i.        Kitab Daniel.
j.        Kitab Ezra.
k.      Kitab Nehemiah.
l.        Chronicles atau Kitab Tawarikh I dan Kitab Tawarikh II.
Kemudian tambahannya yaitu Tanna, yakni keterangan dan penjelasan tentang hukum-hukum sebagai hasil penafsiran Torah. Tanna itu lalu dikumpulkan dalam suatu himpunan, yang disebut Mishna. Setiap Tanna yang terdapat dalam Mishna itu, di ulas dan di tafsirkan lagi secara panjang lebar serta di beri tinjauan dari berbagai segi. Penafsiran dan ulasan ini disebut Gemara. Kumpulan dari Mishna dan Gemara, disebut Kitab Talmudz. Terdapat dua versi Talmudz yaitu Palestinian Talmudz (Talmudz Palestina), Babylonia Talmudz (Talmudz Mesopotamia). Seluruh kitab-kitab tersebut, oleh kalangan Ortodoks Yahudi dianggap sebagai kitab suci, serta dipandang sebagai sumber-sumber yang sah, dan di namakan Canonical Books. Sedangkan kalangan Reformis Yahudi, hanya mengakui sebagiannya, dan menolak sebagian lainnya serta menamakannya sebagai Apocriphal Books. Kitab Taurat,pada mulanya belum dihimpun sebagai sebuah catatan tertulis. Ia hanya merupakan ajaran yang disampaikan dari mulut ke mulut (secara lisan) turun-temurun selama hampir 800 tahun. Hal ini berlangsung sejak zaman Musa (abad 12 SM) hingga pertengahan abad ke-5 SM ketika Nabi Ezra mengumpulkannya dalam bentuk Himpunan Naskah (Manuskrip).
Sebagaimana agama lainnya Yahudi juga mempunyai syari'at dan Upacara Ibadah yang dilakukan oleh seluruh umta Yahudi, yaitu :
1.    Umat Yahudi melakukan sembahyang dan doa yang dilakukan tiga  kali dalam satu hari; pagi sekitar jam 09.00, tengah hari sekitar jam 12.00 dan sore sekitar jam 15.00.
Terdapat dua macam doa wajib harian bagi umat Yahudi, Shema adalah doa yang paling penting dalam ibadah Yahudi karena di dalamnya terdapat pernyataan dan pengakuan akan keesaan tuhan. Doa yang kedua adalah Amidah, doa ini dianggap penting karena karena dianggap sebagai ritual pengganti atas kewajiban memberikan korban bakaran di bait suci yang tidak mungkin lagi dilakukan setelah hancurnya.
Dalam berdoa, umat Yahudi diperintahkan untuk mengenakan tefillin dan tzitzit, tefillin berupa kotak kecil yang terbuat dari kulit yang berisi teks (tulisan tangan, sangat kecil, Pentj). Tzitzit adalah jumbai di tepi jubah persegi yang disebut tallit.[1] Namun pendapat yang lain juga mengatakan diharuskan menggunakan Yarmulke, adalah peci yang dipakai oleh kaum laki-laki yang diyakini sebagai penghormatan kepada Allah pada saat berdoa dan mempelajari kitab suci.[2]
2.    Puasa di wajibkan pada hari Pengampunan Besar (Youm Kippur)
3.    Umat Yahudi memperingati Paskah, yakni hari di mana Yehovah menolong bangsa Israel supaya terlepas dari penindasan Farao Ramses II di Mesir, dengan melakukan penyembelihan kambing.lalu darahnya dipercikkan di ambang pintu dengan tujuan suapay malaikat maut tidak datang. dan selama perayaan ini  berlangsung selama tujuh hari umat Yahudi hanya memakan roti tanpa ragi yang disebut dengan Mazot untuk mengenang penderitaan nenek moyang mereka dahulu, sewaktu keluar dari Tanah Mesir.[3]
4.    Pantekosta merupakan perayaan pesta panen di Palestina. Upacara ini jatuh pada hari ke-50 setelah Paskah.Biasa juga disebut Shabout yakni pesta hasil panen pertama. Dalam pesta ini mereka bersukacita dan bersyukur atas hasil panen yang diterima. Pesta ini juga merupakan pesta ulang tahun turunnya Taurat kepada Musa.
5.    Agama Yahudi mempunyai hukum yang berat terhadap dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Setiap pelanggar yang melakukan dosa, harus ditebus dengan melakukan penyembelihan Korban domba.
Di sisi lain, dilihat dari reformasi agama, sejarah Israel telah kehilangan sebagian besar masanya tidak dipimpin oleh para pemimpin yang benar, terlalu banyak masa kerusakan. Peneliti dalam kajian keagamaan yang berkembang di tangan para nabi bani Israel mengetahui bahwa para nabi itu tidak membawa agama baru melainkan selalu menyerukan kembali menetapkan agama lama atau menganggap agama lama sebagai agama ideal yang musti dijadikan rujukan untuk kembali, yaitu agama nabi Musa. Nabi-nabi kemudian menjadikan agamaMusa sebagai titik pusat dari beredarnya semua aktifitas kenabian. Namun di sisi lain kita temukan bahwa para nabi memasukkan beberapa revisi terhadap agama nabi Musa untuk menjawab kebutuhan keagamaan yang baru muncul pada masa mereka.. hasil akhir dari revisi tersebut selama para masa nabi adalah bentuk baru agam Israel yang berdasarkan kepada agama Musa, tetapi dalam beberapa sisi terdapat perbedaan sehingga menyebabkan pakar sejarah agama yahudi menyebut agama Israel dengan agama para nabi.
Sedangkan aspek moral yang terdapat di dalam Taurat adalah unsur-unsur yang sudah lama terdapat dalam agama Yahudi, yang kemudian menjadikan agama Yahudi sebagai agama yang memiliki dimensi moral dan juga menjadikan monotheisme Yahudi sebagai monotheisme yang memiliki nuansa moral. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena perkembangan agama Israel setelah nabi Musa tidak lagi memperhatikan moral dan ajaran agama nabi Musa, hal demikian disebabkan beberapa faktor; agama Yahudi tenggelam dalam masalah-masalah ritual dan seremonial, khususnya setelah didirikan dan dikembangkan lembaga kependetaan yang secara perlahan-lahan mulai memaksakan kekuasaannya terhadap kehidupan keagamaan Israel yang kemudian menjadikan agama nabi Musa sebagai agama kependetaan. Oleh sebaba itu hukum-hukum agamapun mengalami kejumudan dan materi-materi moral hanya menjadi aspek pendukung keistimewaan Israel. Terdapat beberapa level dalam interaksi moral Israel; pertama, interaksi moral dalam hubungan antara sesame orang-orang Israel; kedua, interaksi moral antara orang-orang Israel dengan orang non-Israel. Oleh sebab itulah dilihat dari sudut ras yang mulai berkembang dalam agama Yahudi yang kemudian pada akhirnya merubah menjadi agama ras yang tidak mengandung arah arah universal.
B.     Gerakan-gerakan Agama Yahudi Modern dan kontemporer
1.    Gerakan Yahudi Ortodox
Yahudi Ortodox menekankan keaslian wahyu dalam kitab suci, khususnya Taurat, dan kekuasaan hukum para nabi dengan interpretasinya dalam Talmud. Mereka juga diwajibkan untuk memelihara 613 perintah taurat yang disebut mitzvot. Terdapat dua corak dalam gerakan yahudi Ortodox, yaitu:
·         Corak Tradisionalis Konservatif, yaitu dalam agama Yahudi Tradisionalis Neo Ortodox yang berkembang darinya. Pemakaian istilah Ortodox tersebut sesudah munculnya gerakan reformasi di Eropa Barat,  dan pemakaian nama ini merupakan bentuk ungkapan penentangan dari pihak Yahudi Ortodox terhadap perubahan-perubahan yang dimaksudkan para pendukung gerakan reformasi ke dalam keyakinan agama Yahudi.
·         Kelompok ekstrim dari kalangan Yahudi Ortodox. Mereka adalah kaum Yahudi Eropa Timur yang menolak setiap upaya-upaya pembaharuan dan reformasi pada sisi manapun dari sisi kehidupan Yahudi, khususnya kehidupan keagamaan. Sementara kelompok Ortodox di Eropa Barat menerapkan politik menjaga kehidupan Yahudi Tradisionalis di mana mereka tidak menolak pakaian Eropa, pendidikan umum dan penggunaan bahasa yang umum dipakai penduduk setempat serta berbagai fenomena kehidupan umum lainnya yang tidak menyentuh esensi keykinan Yahudi, atau merusak salah satu prinsip dasarnya. Hal ini telah menyebabkan berkembangnya keyakinan Ortodox dalam bentuk yang bertentangan dengan corak Tradisionalis-Konserfatif, sehingga mendorong sebagaian orang melekatkan istilah Neo-Ortodox kepada corak baru yang berkembang dari Ortodox Tradisionalis. Namun kedua gerakan tersebut berbeda di mana gerakan Neo-Ortodox menerima beberapa perubahan dalam agama sehingga sedikit agak menjauhkan dari asal-usulnya yang lama.

2.    Gerakan Yahudi Reformis
Gerakan ini merupakan respon atas hak-hak yang diberikan oleh revolusi Prancis dan kesempatan yang terbuka bagi bergabungnya kaum Yahudi kedalam masyarakat Eropa. Para pemimpin gerakan ini melihat bahwa kaum Yahudi harus memasukkan beberapa perbaikan ke dalam agama yahudi Ortodox dan mengubah beberapa kebiasaan serta tradisi yahudi untuk menghadapi tantangan-tantangan masa yang dijalani kaum Yahudi dan menghadapi perubahan yang melanda masyarakat secara umum.
Di antara perubahan-perubahan yang digariskan gerakan ini termasuk meringkas doa Yahudi, menggunakan bahasa setempat sebagai bahasa untuk berkomunikasi, bahkan diizinkan penggunaannya dalam khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah keagamaan. Orang-orang Yahudi yang mengikuti gerakan ini memboikot banyak tradisi-tradisi Yahudi dan menentang banyak ajaran-ajaran yang digariskan Talmud. Gerakan Reformasi ini mengkristal secara khusus di Amerika yang menjadi tempat pindah bagi para aktivis reformis. Para pemimpin gerakan ini di Amerika percaya akan pentingnya agama Yahudi merespon tuntutan-tuntutan masa dan berbagai realita kehidupan, lalu mengubah dirinya dan menjadi fleksibel di mana gerakan ini dapat berjalan mengiri masa dan tuntutan-tuntutannya.
3.    Gerakan Yahudi Konservatif
Gerakan ini adalah gerakan yang rumit strukturnya, kendati namanya menunjukkan corak tradisionalis. Barangkali memang lebih tepat jika meletakkannya ke dalam corak pertama. Namun kandungan gerakan yang mendorong pembaharuan ini justru membuat kita terpaksa mengklasifikasikannya ke dalam corak ketiga. Gerakan ini merupakan fase petengahan antara gerakan Yahudi Ortodox dan gerakan Yahudi Reformasi. Sebab ia menerima seluruh konsep-konsep agama yang tradisionalis dan beruapaya memahaminya dengan pemahaman kontemporer. Oleh karena itu ia mencampur aduk antara yang lama dan yang baru dalam rangkan memadukan di antara keduanya.
4.    Gerakan Rekonstruksi Yahudi
Gerakan yang di serukan oleh Mordecai Kaplan pada tahun 1934 M memiliki pendukung dari kalangan Konservatif reformis dan sekuler yang tidak mengikuti gerakan itu sendiri. Gerakan ini sebenarnya berkembang dari gerakan Yahudi Konservatif karena pendirinya sendiri termasuk Yahudi Konservatif sebelum munculnya gerakannya yang baru ini, dia berseru bahwa Yahudi bukanlah sekedar agama yang diyakini, melainkan juga agama peradaban, dan ini merupakan definisi yang lebih komprehensif dari agama Yahudi. Sebagai agama peradaban, agama Yahudi mencakup sejarah, sastera, bahasa, tatanan sosial, etika, prinsip-prinsip spiritual dan sosial, perhatian-perhatian terhadap seni estetika serta tradisi rakyat hingga mencakup berbagai fenomena peradaban lainnya.
Kaplan mengarahkan seruannya itukepada perpaduan antara tuntutan-tuntutan gaya kehidupan Amerika dan loyalitas pada peradaban agama Yahudi ini. Maka orang Yahudi di Amerika harus mempercayai prinsip-prinsip umum dan model peradaban Amerika, dan pada saat yang bersamaan harus taat pada undang-undang Amerika. Di samping itu mereka wajib berpartisipasi aktif dengan orang Yahudi lainnya di setiap dimensi peradaban Yahudi.[4]
5.    Gerakan Yahudi Hasidik
Gerakan ini muncul di Jerman tahun 1940-an dan mengajarkan bahwa semua orang Yahudi bertanggung jawab terhadap negara tempat tinggal dan iman Yahudi. Ajaran ini membawa orang yahudi reformasi membedakan unsure Yudaisme yang bernilai abadi dan bernilai sesaat.

DAFTAR PUSTAKA
__________, 2003, Sejarah, Teologi dan Etika Agama-Agama,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Keene. Michael, 2006,  Agama-Agama Dunia, Kanisius
Mansur. Sufa’at, 2011, Agama-Agama Besar Masa Kini, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hasan. Muhammad Khalifah, 2009, Sejarah Agama Yahudi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar



[1]__________, Sejarah, Teologi dan Etika Agama-Agama,  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hl: 200-2004
[2] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (_______: Kanisius, 2006), hl:53
[3] Sufa’at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)hl: 157
[4] Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009), hl: 230-240